SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Memiliki bayi kembar boleh jadi memberikan kebahagiaan tersendiri bagi pasangan suami-istri.  Biasanya, kembar terjadi ketika sel telur yang dibuahi sperma kemudian membelah diri menajdi dua bagian yang terpisah hingga membentuk dua individu dalam rahim.

Biasanya masa mengandung bayi kembar lebih singkat daripada mengandung bayi tunggal yakni sekitar 34 hingga 36 Minggu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tapi, pernahkah Anda berpikir kalau bayi kembar tersebut, bisa saja memiliki ayah yang berbeda? Kok bisa ya? Tentu saja hal tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah.

Chris Dreiling dari Asosiasi Pediatrik Dallas, Amerika Serikat mengatakan, kasus semacam itu mungkin terjadi ketika wanita yang tengah berada pada masa ovulasi menghasilkan beberapa sel telur matang.

Dalam rentang waktu yang hampir bersamaan, wanita itu kemudian berhubungan intim dengan sejumlah pria berbeda. Lanjutnya, sel telur yang sudah matang bisa bertahan di saluran falopi selama 48 jam.

Para dokter menjelaskan bahwa kasus seperti ini memang aneh namun mungkin terjadi karena sperma seorang pria dapat bertahan selama 72 jam dalam tubuh wanita.

Dunia medis menyebut kasus semacam itu sebagai heteropaternal superfecundation. Meski mungkin terjadi, tapi sangat jarang. Kasus pertama mencuat pada 1810, lewat pemaparan seorang dokter asal Amerika Serikat, bernama John Archer.
Dalam diskusi di Williams Obstetrics, Archer memaparkan kasus seorang wanita kulit putih yang melakukan hubungan intim dengan pria kulit putih dan kulit hitam dalam waktu hampir bersamaan.

Hubungan ekstramarital itu menghasilkan bayi kembar yang tidak identik. Satu bayi berkulit putih, sementara kembarannya memiliki jenis kulit percampuran ras kulit putih dan hitam. 

Seperti dikutip dari ogahnice.blogspot.com, kasus itu dialami Mia Washington, seorang wanita asal Texas, Amerika Serikat. Hasil uji Deoxyribonucleic acid (DNA) menyatakan, 99,999 persen bayi kembarnya memiliki ayah berbeda.

“Dari sekian banyak wanita di dunia, mengapa ini terjadi pada saya. Saya sangat syok,” ujarnya. Mia melakukan tes itu pada 2009 silam, saat bayi kembarnya berusia 11 bulan. Berawal dari kecurigaan suami melihat ciri fisik bayinya yang sangat tak identik. Bayi yang satu berkulit putih dan satunya berkulit hitam. Menyusul hasil tes itu, Mia akhirnya mengaku pernah berselingkuh dan berhubungan intim dengan pria lain sesaat sebelum hamil.

Hal serupa juga terjadi di China, belum lama ini. Liu Yuan asal kota Nanjing mengatakan bahwa ia menyadari perbedaan antara kedua bayi itu pada hari mereka dilahirkan, demikian lansir Longhu Network.

“Bayi yang lahir pertama jauh lebih besar daripada yang terakhir dimana kondisi bayi kedua itu sangat lemah dan sakit-sakitan,” ujarnya. Liu mengatakan bahwa ia langsung curiga ketika mengatahui bayi yang lebih mungil itu memiliki golongan darah yang berbeda, lagipula bayi itu juga tak memiliki kemiripan dengan dirinya. Ia kemudian melakukan tes DNA bersama kedua bayi itu dan menemukan bahwa ia merupakan ayah biologis sari bayi kembar yang lebih besar.

“Istri saya kemudian mengakui bahwa ia pernah melakukan hubungan intim dengan mantan kekasihnya setelah kami menikah,” tandasnya.(Wartawan Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

Foto (uberjaya.blogspot.com)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya