SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Indonesia rata-rata membuang devisa senilai US$340 juta per tahun untuk membayar royalti waralaba asing yang berkembang di Indonesia. Hal ini, tentunya sangat disayangkan. Mengingat porsi ini dinilai masih besar.
Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi (Wali) Kadin sekaligus Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Wali Indonesia, Amir Karamoy, saat ditemui wartawan di Solo, Jumat (18/6), menyampaikan per 1 Juni 2010, jumlah waralaba di Indonesia atau jumlah pemilik merk waralaba sudah mencapai angka 980 waralaba. Dengan pertumbuhan berkisar 12% per tahun. Omset waralaba sendiri, mencapai Rp 100 triliun per tahun.

“Dari 980 waralaba yang ada, 60% adalah waralaba lokal. Sisanya masih pemain asing. Dari sekian jumlah pemain asing itulah devisa kita yang keluar untuk membayar royalti bisa mencapai US$340 juta per tahun,” papar Amir.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Semestinya, lanjut Amir, Indonesia bisa menghambat bagaimana agar devisa itu tidak keluar. Yakni, salah satunya dengan mengembangkan waralaba lokal. Tetapi, untuk mendorong hal ini, Amir menegaskan, bahwa pemilik waralaba tidak boleh egois. Di mana, dalam mengembangkan bisnis waralabanya di daerah, saat ini masih dimiliki secara pribadi oleh pemilik merk tersebut.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya