SOLOPOS.COM - Para mantan panwascam Sragen menunjukkan kelima jarinya sebagai simbol penolakan hasil rekrutmen anggota panwascam 2019 di Rumah Makan Resto Kuwung Sragen, Jumat (20/12/2019). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sragen mendapat kritikan dari para mantan anggota panitia pengawas kecamatan (panwascam) di Kabupaten Sragen terkait perekrutan anggota panwascam tahun ini.

Para mantan anggota panwascam itu kecewa dengan sistem rekrutmen anggota panwascam Sragen untuk Pilkada 2020 itu. Mereka tak menuntut apa-apa tetapi hanya menilai kinerja Bawaslu Sragen yang kurang transparan dalam rekrutmen panwascam.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka tengah berkumpul di Rumah Makan Resto Kurung Sragen saat mengungkapkan kekecewaan tersebut kepada Solopos.com, Jumat (20/12/2019) siang.

Perwakilan para mantan panwascam, Sunarto, menyampaikan banyak mantan panwascam yang kecewa dengan kinerja Bawaslu Sragen yang terkesan kurang transparan dan kurang profesional dalam rekrutmen anggota panwascam 2019.

Muda-Mudi Pacaran di Kompleks Kantor Pemkab Boyolali Bikin Risih

Dia mencontohkan salah satunya ketika tes wawancara, para mantan panwascam seperti tidak diberi pertanyaan tetapi seperti orang mengobrol biasa.

“Saat wawancara kami tidak ditanya tentang motivasi, regulasi pilkada, dan seterusnya. Kami seperti diajak guyon. Kami menduga ini sudah diskenario. Kami juga menduga ada like and dislike. Kami siap diklarifikasi soal itu. Indikasinya sudah ada nama-nama sebelum tes,” ujar mantan anggota Panwascam Sumberlawang.

Sunarto mengatakan hasil computer assisted test (CAT) juga tidak diumumkan secara tertulis di Kantor Bawaslu Sragen. Sunarto mendengar Bawaslu ingin para anggota panwascam yang baru bisa bekerja penuh waktu.

Namun di sisi lain, Bawaslu menerima pegawai negeri sipil (PNS) sebagai anggota panwascam. Dia berpendapat seorang PNS jelas tidak bisa bekerja penuh waktu sebagai panwascam.

5 Pengedar Asal Solo dan Kartasura Ditangkap di Klaten, 32 Gram Ganja Disita

Mantan anggota Panwascam Tanon, Agus Salim, mengatakan dari 53 mantan anggota panwascam di 20 kecamatan yang ikut seleksi hanya 28 orang yang diterima kembali menjadi panwascam pada Pilkada 2020.

Kalau regenerasi, kata dia, mestinya tidak seperti itu karena mantan panwascam ini lebih berpengalaman daripada yang baru. Agus mengklaim perwakilan mantan panwascam yang hadir di rumah makan itu berasal dari semua kecamatan kecuali Miri.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Sragen Dwi Budhi Prasetya membantah penilaian kurang transparan dan kurang profesional yang disampaikan perwakilan mantan panwascam itu. Dia mengatakan wawancara yang dilakukan lebih pada evaluasi dan pasti ada pertanyaan yang disampaikan bukan sekadar mengobrol.

Dari Mimpi Aneh, Warga Jombang Temukan Reruntuhan Rumah Bangsawan Majapahit

Dia mengatakan biasanya ketika ditanya para anggota panwascam lama menjawab panjang dan melebar ke mana-mana sedangkan waktu wawancara terbatas.

“Kami tidak mungkin menanyakan muatan lokal karena mereka sudah mengetahui. Yang kami tanyakan lebih pada hal-hal yang sifatnya umum. Untuk transparansi sudah kami lakukan sejak pengumuman rekrutmen lewat media sosial, media massa, dan media elektronik,” ujar Budhi.

Budi mengatakan pengumuman seleksi administrasi hingga hasil seleksi tes diumumkan secara terbuka lewat media. Untuk nilai CAT memang tidak ditempel karena setiap peserta sudah mengetahui nilainya setelah CAT selesai.

"Hantu" di Prostitusi Solo (Bagian II): Hilangnya Pengaman Kami

Dia menyatakan panwascam yang diterima adalah mereka yang memenuhi kriteria sebagai panwascam, baik dari sisi kemampuan, waktu, penguasaan teknologi informasi, dan berasal dari tokoh masyarakat, serta kriteria lainnya.

Dia membantah adanya indikasi sudah ada nama-nama panwascam sebelum tes. Rapat pleno untuk menentukan panwascam yang lolos seleksi digelar sampai malam karena dari awal tidak ada nama-nama yang diisukan itu.

"Kami memang melakukan regenerasi dengan mengambil panwascam lama sebanyak 28 orang dan orang baru 32 orang. Jadi ada kecamatan yang panwascam lamanya hanya 1-2 tetapi di Tangen itu semua baru dan di Miri itu semuanya orang lama,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya