SOLOPOS.COM - Ilustrasi penanganan virus corona (Covid-19). (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI -- Munculnya klaster Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu pada persebaran Covid-19 di Kabupaten Boyolali menjadikan keprihatinan tersendiri. Bawaslu Boyolali pun meminta agar langkah pencegahan persebaran Covid-19 menjelang Pilkada 2020 terus ditingkatkan.

Salah satunya dengan malakukan pemeriksaan swab ke instansi-instansi terkait termasuk KPU Boyolali dan jajarannya di tingkat bawah. Koordinator SDM dan Organisasi Bawaslu Boyolali, Muhamad Mahmudi, mengatakan pihaknya terus mendorong satuan tugas atau gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 di Kabupaten Boyolali untuk lebih luas dalam melakukan swab sebagai langkah pencegahan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Lebih luas melakukan pencegahan, dalam hal ini melakukan rapid test ataupun swab ke pihak-pihak lain. Kami meminta jajaran KPU beserta PPK dan PPS di Kabupaten Boyolali juga untuk segera dilakukan swab atau rapid test. Sekali lagi, kita akan memastikan penyelenggaraan pilkada 2020, tidak dihantui oleh penyebaran Covid-19," kata dia kepada wartawan, Sabtu (5/9/2020).

Ini Alasan Joswi Ngontel ke KPU Sukoharjo

Dia juga meminta kepada semua pihak untuk terbuka dan transparan terhadap hasil swab yang dilakukan di lingkungannya. Dengan begitu bisa membantu satgas penanganan Covid-19 dalam melakukan langkah-langkah pencegahan lebih dini.

"Terlebih saat ini semua kecamatan di Boyolali sudah zona merah. Kecamatan Selo pun akhirnya dinyatakan zona merah," lanjut dia.

Terkait permintaan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada petugas KPU, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, akan mengomunikasikannya.

"Kami terus imbau pihak-pihak lain untuk bersedia mengikuti pemeriksaan swab. Sebab sesuai pedoman revisi kelima, untuk pemeriksaan rapid test sudah tidak digunakan lagi sebagai dasar diagnosis. Hanya digunakan dalam kondisi sangat terbatas," katanya.

Permintaan dilakukannya pemeriksaan swab untuk petugas KPU dan jajarannya di tingkat kecamatan dan desa juga disampaikan Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Daerah Boyolali. Sekjen KIPP Boyolali, Andi Sarjono, dalam pernyataan tertulisnya mengapresiasi upaya Bawaslu Boyolali yang telah melaksanakan swab test untuk semua SDM pengawasan Pilkada 2020 di Boyolali.

Menurutnya hasil tes tersebut menjadi potret penting bagi pelaksanaan pilkada, bahwa siapa pun baik penyelenggara, peserta, pemilih atau masyarakat, dapat terkena virus dan terbukti telah ditemukan pengawas yang positif terkena Covid-19.

"Untuk memastikan pelaksana Pilkada 2020 berjalan dengan demokratis dan aman bagi semua maka kami meminta KPU untuk segera melaksanakan swab test bagi penyelenggara pemilu sampai level terdepan. Meminta kepada KPU untuk segera berkoordinasi dengan lembaga terkait guna membuat kajian resiko pilkada di masa pandemi serta dapat dapat memetakan wilayah-wilayah yang rawan. Sebab di Boyolali sampai saat ini masih masuk zona merah," kata dia, belum lama ini.

Menelusuri Jejak Raja Pajang Jaka Tingkir di Desa Krebet Masaran Sragen

Menurutnya hal itu perlu dilakukan agar pemilih merasa aman untuk menyampaikan haknya di TPS pada 9 Desember 2020. Perlu adanya jaminan kesehatan dari penyelenggara. "Dengan begitu persentase kehadiran pemilih tinggi dan nantinya bisa lahir pemimpin sesuai keinginan rakyat dengan penuh demokratis," lanjut dia.

Sebelumnya, Ketua KPU Boyolali, Ali Fahrudin, menyampaikan dalam pelaksanaan pilkada di tengah pandemi Covid-19, perlu untuk meyakinkan kepada masyarakat jika pelaksanaannya berjalan aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya