SOLOPOS.COM - Pedagang sayur, Marni, 47, menata dagangannya di Pasar Boyolali Kota, Kamis (30/6/2022). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Harga bawang merah melejit membuat stok komoditas tersebut langka di Pasar Boyolali Kota pada Kamis (30/6/2022). Bahkan, para pedagang mengaku dilema saat akan kulakan bawang merah untuk dijual lagi.

Pedagang di Pasar Boyolali Kota, Marni, 47, mengatakan dirinya membawa dagangan lebih sedikit karena sayur-mayur yang susah dicari, termasuk bawang merah. “Bawang merah ini naiknya kebangetan terus carinya juga susah karena rebutan dengan pedagang lain. Sudah setengah bulan saya enggak jualan bawang merah,” terang dia, Kamis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Marni mengungkapkan harga bawang merah Brebes di Pasar Induk Cepogo mencapai Rp60.000 per kilogram. Sedangkan untuk harga bawang merah Cepogo mencapai Rp50.000 per kilogram.

“Normalnya sih kalau bawang merah Cepogo Rp25.000 per kilogram. Kalau yang Brebes itu Rp40.000 per kilogram,” kata dia.

Pedagang lainnya di Pasar Boyolali Kota, Sumar, 28, saat berbincang dengan Solopos.com di lapaknya, Kamis pagi, mengungkapkan keresahan serupa.

Baca juga: Pasar Hewan di Boyolali Kapan Dibuka Lagi? Ini Jawaban Bupati Said

“Kami enggak berani spekulasi, misal kami beli dari sana harganya yang bawang merah Cepogo sudah Rp50.000 per kilogram. Kalau dari sana segitu, mau saya jual berapa? Ya kalau pembeli mau beli dengan harga mahal, kalau enggak ya nanti busuk,” kata dia.

Sumar mengatakan untuk harga jual normal bawang merah Cepogo berkisar Rp22.000 per kilogram. Akibat mahalnya harga barang, ia memilih tidak berjualan bawang merah selama hampir setengah bulan.

Khusus Pelanggan yang Memesan

Ia mengaku hanya membawakan bawang merah untuk pelanggannya yang sudah memesan via WhatsApp terlebih dahulu. Dan mereka, kata Sumar, lebih memilih membeli bawang merah asal Brebes.

Baca juga: Harga Bawang Merah Naik Turun Cepat, Ini Harapan Petani Selo Boyolali

“Harganya hanya kacek [selisih] sedikit. Itupun tidak banyak, dulu bisa sehari 20 kilogram, 10 kilogram dijual di lapak, 10 kilogram pesanan orang. Sekarang bawa dua kilogram bawang merah aja hanya pesanan, itu juga tidak tiap hari,” kata dia.

Sumar juga mengaku untuk mendapatkan bawang merah juga penuh dengan perjuangan. Ia mengaku hari Kamis ini ia sampai di lapaknya pukul 06.30 WIB karena rebutan dengan pedagang lain.

“Biasanya saya sampai sini jam 05.00 WIB, tapi rebutan sayur sama pedagang lain. Enggak cuma bawang merah, tapi juga cabai, wortel, semuanya naik. Jadi kondisinya barang langka jadi pedagang kulakannya rebutan,” kata dia.

Baca juga: Harga Sayur di Boyolali Melejit Gegara Petani Lereng Merapi Gagal Panen

Ia mengatakan karena tingginya harga sayur, ia membawa stok cabai dan wortel lebih sedikit. Biasanya ia membawa stok cabai rawit 20 kilogram dan cabai keriting 20 kilogram. Namun, Kamis ini ia mengaku hanya membawa lima kilogram cabai rawit dan lima kilogram cabai keriting. Itupun, kata Sumar, sudah dipesan terlebih dulu oleh pembeli.

“Wortel juga, harganya naik dari Rp5.000 ke Rp11.000 per kilogram. Saya biasanya bawa 50 kilogram lebih, tapi ini hanya bawa 30 kilogram karena sudah pesanan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya