SOLOPOS.COM - Sejumlah calhaj asal Sukoharjo antre memasuki ruang Muzdalifah di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Booyolali, Senin (15/8/2016). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Ada tiga jemaah haji Indonesia yang ditahan pihak imigrasi karena membawa uang Rp2 miliar.

Solopos.com, MADINAH — Tiga jemaah haji Indonesia terpaksa berurusan dengan pihak Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Arab Saudi, Senin (3/10/2016) waktu setempat. Mereka terbukti membawa uang tunai sekitar Rp2 miliar dalam pecahan dolar AS dan euro tanpa melapor.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, tiga anggota jemaah yang berasal dari kelompok terbang (kloter) 39 Debarkasi Surabaya (SUB 39) tersebut diketahui membawa uang tersebut saat menjalani pemeriksaan X-ray di bandara sekitar pukul 11.30 waktu Arab Saudi.

“Ketika masuk di pemeriksaan X-Ray Gate Zero Bandara Madinah, jemaah haji bernama Rochmat Kanapi Podo, 58, ditahan oleh petugas imigrasi karena diduga membawa uang yang sangat banyak. Jemaah tersebut lalu dibawa ke ruang kantor polisi bandara untuk dimintai keterangan (BAP) tentang kepemilikan uang yang dibawa,” kata Agus, seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Selasa (4/10/2016).

Setelah pihak imigrasi meminta keterangan dengan cara membuat berita acara pemeriksaan, diketahui uang itu milik Ansharul Adhim Abdullah, 47, yang juga menitipkan uang tersebut kepada istrinya, yakni Sri Wahyuni Rahayu, 36.

“Tiga jemaah haji tersebut hanya boleh didampingi seorang Petugas Daerah Kerja Airport yang bernama Ahmad Mukarom. Uang dolar AS dan euro sampai saat ini masih dalam proses penghitungan oleh pihak polisi Bandara AMAA Madinah,” kata Agus.

Sementara itu Ketua kloter SUB 39, Naryanto, 45, saat ditemui oleh Kepala Daker Madinah Nurul Badruttamam, mengaku kaget ketika mendengar kabar ada tiga anggota jemaahnya ditahan terkait uang pecahan dolar AS dan euro. Padahal tidak pernah ada laporan sebelum keberangkatan soal uang tersebut.

“Saya dapat informasinya di bandara. Ketua rombongan juga tidak tahu di pemondokan dapat uang seperti itu,” kata Naryanto yang ditemui di Bandara Madinah.

Ia mengaku selalu mengimbau agar jamaah tidak membawa uang berlebihan selama proses manasik di kecamatan. Dia juga selalu berpesan kepada jamaah agar tidak mau dititipi barang oleh orang yang tidak dikenal. Sementara itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menurut Nurul siap membantu menyelesaikan permasalahan itu.

Namun Naryanto tetap berharap agar para anggota jamaah tersebut bisa dibebaskan. “Harapannya bisa pulang bersama kita, uang bisa diatur oleh orang-orang yang berwenang,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya