SOLOPOS.COM - Ilustrasi mudik Lebaran (Freepik)

Solopos.com, KLATEN – Meski ada pelarangan mudik Lebaran, pemudik tetap berdatangan ke Klaten. Rata-rata mereka yang datang sudah membawa surat tes antigen dengan hasil negatif Covid-19 tak perlu karantina mandiri.

Di Desa Kotesan, Kecamatan Prambanan ada dua perantau yang pulang kampung. Mereka sebelumnya bekerja di wilayah Kalimantan dan Medan. “Sebelum pulang mereka menghubungi ke ketua RW. Pulang itu karena memang kontrak kerjanya sudah habis. Saat pulang mereka membawa surat hasil rapid tes antigen dan hasilnya negatif sehingga tidak perlu karantina mandiri,” kata salah satu anggota Posko Desa Kotesan, Karni, saat ditemui Solopos.com di kantor Desa Kotesan, Selasa (4/5/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Pemkab Blora Jajaki Budi Daya Sorgum untuk Sumber Pangan

Salah satu sukarelawan di Desa Kotesan, Wildan Sabila, mengatakan ada 200an warga Kotesan di perantauan. Mereka tersebar ke berbagai wilayah. Namun, baru dua orang yang sudah pulang ke kampung halaman menyusul kontrak kerja sudah habis.

Wildan mengatakan selama ini upaya untuk meminta warga tak mudik pada Lebaran tahun ini sudah dilakukan menggunakan berbagai media termasuk grup di masing-masing RT. Sudah ada beberapa warga di perantauan yang memastikan pada Lebaran tahun ini tak pulang kampung.

“Ada yang sudah menghubungi istri terpaksa tidak bisa mudik tahun ini dan bertahan di Sidoarjo [tempat merantau]. Hanya bisa kirim uang untuk Lebaran istri dan anak-anak,” kata Wildan.

Sementara, Camat Cawas, Moh Prihadi, menjelaskan sudah ada pemudik yang berdatangan dari berbagai daerah seperti Jabodetabek. “Untuk jumlah pastinya masih direkap. Kalau datang membawa hasil antigen dan negatif tetap diminta karantina atau sementara waktu tidak keluar-keluar rumah dulu selama lima hari,” kata Prihadi.

Bawa Hasil Antigen

Di Kecamatan Juwiring, Klaten, ada 11 pemudik yang datang sejak akhir pekan lalu. Mereka tersebar di sejumlah desa seperti Desa Pundungan (1 orang), Jetis (5 orang), Sawahan (3 orang), Carikan (1 orang), dan Tlogorandu (1 orang). Ada yang datang dari luar Jawa serta satu pelaut. “Semua membawa surat antigen yang menyatakan negatif Covid-19 sehingga tidak dilakukan karantina mandiri,” kata Camat Juwiring, Herlambang Jaka Santosa.

Salah satu perantau yang pulang kampung di Kotesan, Joko Waluyo, 47, mengatakan saat tiba di kampung halaman dia tidak diwajibkan karantina mandiri lantaran membawa surat hasil tes antigen yang menunjukkan negatif Covid-19. “Tetapi saya tetap sampai ke rumah itu tidak langsung ketemu istri dan anak, semua yang saya bawa dicuci kemudian mandi baru masuk ke rumah,” kata dia.

Pelaksana tugas (Plt) Camat Bayat, Supardiyono, mengatakan lantaran ada larangan mudik, hingga kini belum banyak para perantau yang berdatangan ke wilayah Bayat. “Sementara baru ada 4 desa yang melaporkan dengan jumlah 14 orang [pemudik]. Rata-rata membawa surat rapid antigen,” kata Supardiyono.

Baca Juga: Lebaran 2021: Objek Wisata di Wonogiri Tutup 4 Hari

Sebelumnya, Bupati Klaten, Sri Mulyani, meminta Satgas Penanganan Covid-19 tingkat kecamatan hingga desa serta Jogo Tonggo mengintensifkan pencegahan warga di perantauan nekat mudik. Namun, jika ada yang tetap berdatangan, Mulyani meminta agar satgas tegas terhadap mereka agar mau melakukan karantina mandiri selama 5 x24 jam menggunakan biaya sendiri.

Mulyani menginstruksikan agar karantina itu juga diberlakukan bagi pemudik yang datang meski sudah membawa tes antigen yang menunjukkan bebas Covid-19. “Karena kan juga tidak diketahui selama perjalanan itu seperti apa. Ini untuk berjaga-jaga agar tidak berisiko semuanya harus karantina,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya