SOLOPOS.COM - Kompleks pabrik PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (23/2/2018). (Bisnis-Dok)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Bau busuk yang diduga dari limbah pabrik PT Rayon Utama Makmur atau RUM di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, kembali merebak selama beberapa pekan terakhir.

Sementara tim investigasi limbah udara yang bertugas mencari data dan fakta hingga kini tidak ada kabar kelanjutannya. Tim itu sedianya terbentuk lebih dari satu tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang Solopos.com himpun, Selasa (5/1/2021), bau tak sedap yang berasal dari pabrik produsen serat rayon itu muncul sejak beberapa hari terakhir. Biasanya, warga menghirup bau tak sedap pada malam hari hingga subuh hari.

570.156 Warga Karanganyar Akan Jadi Sasaran Vaksin Covid-19, Kapan Mulainya?

Ekspedisi Mudik 2024

Bau busuk dari limbah PT RUM itu menyengat terutama di wilayah Nguter, Sukoharjo, Bendosari, hingga Polokarto. Perjuangan demi menghirup udara segar mendapat pengawalan masyarakat terdampak limbah udara dan para aktivis lingkungan.

Semangat warga untuk melawan pencemaran udara kembali bangkit lantaran persoalan limbah udara tak kunjung rampung.

“Bau busuk kian parah seusai pelaksanaan Pilkada Sukoharjo pada 9 Desember 2020. Hampir setiap hari ada keluhan masyarakat terkait bau busuk terutama malam hari,” kata seorang tokoh masyarakat Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Tomo, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Baru 19 Tahun, Pengusaha Muda Soloraya Ini Sudah Berpenghasilan Puluhan Juta Rupiah

Unjuk Rasa

Warga terdampak limbah udara PT RUM mempertanyakan hasil tim investigasi limbah udara bentukan Pemkab Sukoharjo akhir 2019 lalu.

Pembentukan tim investigasi limbah udara merupakan hasil pertemuan perwakilan warga terdampak PT RUM dengan unsur Forkopimda saat unjuk rasa di Kantor Setda Sukoharjo pada Desember 2019.

Pemkab Sukoaharjo membentuk tim mediasi limbah udara yang berisi 12 instansi/lembaga. Namun, hingga awal 2021, belum ada progres hasil kerja tim investigasi baru limbah udara PT RUM Sukoharjo.

Jumlah Pemohon SIM Membeludak Di Satlantas Sukoharjo, Ternyata Ini Penyebabnya

“Tim investigasi jalan di tempat. Padahal, hasil investigasi limbah udara ditunggu-tunggu masyarakat. Jika bau busuk masih tercium berarti penanganan limbah udara belum tuntas,” ujarnya.

Masyarakat berkomitmen memperjuangkan udara segara yang menjadi hak asasi manusia. Mereka telah berulang kali mengadu ke sejumlah lembaga negara seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Bahkan, perwakilan masyarakat sempat mengirim surat ke Kementerian Sekretariat Negara pada 2019. Mereka ingin ngudarasa kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna merampungkan persoalan limbah udara.

Tak Segan Lukai Korban, 12 Anggota Geng Begal Dibekuk Polres Boyolali

12 Instansi

Warga meyakini hanya pemerintah pusat yang mampu mengatasi masalah bau limbah udara PT RUM Sukoharjo.

“Setiap bulan, warga terdampak limbah udara berkumpul untuk sharing atau menyampaikan aspirasi ihwal persoalan limbah udara. Persoalannya hanya limbah udara. Jika limbah udara hilang tak masalah perusahaan menjalankan produksi setiap hari,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Agustinus Setiyono, mengatakan tim investigasi limbah udara berisi 12 instansi/lembaga pemerintah.

Tes Rapid Antigen di Rest Area Boyolali, 3 Warga Ditemukan Positif Covid-19

Hingga sekarang, Kementerian LHK belum mengirim personel yang mereka tugaskan untuk mencari data dan fakta limbah udara.

Namun demikian, Pemkab Sukoharjo selalu berkoordinasi dengan DLH Jawa Tengah dan Kementerian LHK apabila ada keluhan dan laporan bau busuk masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya