SOLOPOS.COM - ilustrasi (everyday-skin-care.blogspot.com)

Solopos.com, KLATEN -- Seorang warga Klaten dilaporkan mengalami batuk-batuk sepulang dari ibadah umrah. Meski tidak menunjukkan indikasi infeksi virus corona, warga tersebut tetap diawasi.

Rumah Sakit Umum Pusat dr. Soeradji Tirtonegoro (RSST) Klaten yang mendapat laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten langsung mengirim petugas untuk mengecek kondisi warga yang baru pulang umrah itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami minta cek ke sana, ternyata batuk biasa saja. Biasanya pasien [positif] corona itu leukosit akan turun namun yang bersangkutan tidak apa-apa dan kami anggap biasa,” kata Direktur Medik dan Keperawatan RSST Klaten, Juli Purnomo, saat ditemui wartawan di ruangannya, Rabu (4/3/2020).

Pilkada Solo: 2 Srikandi Berebut Posisi Cawawali Dari PDIP, Siapa Saja?

Meski dinyatakan hanya mengalami batuk biasa, petugas kesehatan RSST menyarankan warga Klaten itu tidak bepergian dari rumahnya selama 14 hari.

Juli mengatakan petugas kesehatan tak bisa sembarangan mendiagnosis seseorang yang mengalami gejala seperti batuk dan pilek mengarah pada corona.

Untuk memastikan seseorang positif corona harus melalui proses pengecekan sampel pasien.

“Sampel itu harus dicek ke Balitbangkes [Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan] Kemenkes,” kata Juli.

Transit di Malaysia

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan petugas dari Dinkes Klaten sudah memeriksa seorang warga Klaten yang baru pulang umrah tersebut.

Tak Netral Di Pilkada 2020, Data PNS Sukoharjo Siap-Siap Diblokir

Saat pulang dari umrah, warga tersebut sempat transit di Malaysia serta jalan-jalan di kota. Saat sampai di Klaten, warga tersebut mengalami batuk serta pilek.

Meski mengalami batuk dan pilek, dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan gejala-gejala mengarah pada terjangkit virus corona. Namun, petugas Dinkes tetap melakukan pemantauan.

“Kami pantau seperti ada kenaikan suhu tubuh atau tidak melebihi 38 derajat Celcius. Saat kami periksa itu suhu tubuhnya tidak sampai 38 derajat celcius. Kalau suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius akan kami rujuk ke RSST,” kata Anggit.

Legislator Wonogiri Ragu Pemkab Tak Tahu Ada Pabrik Pupuk Palsu di Pracimantoro

Anggit mengatakan proses pemantauan dilakukan selama 28 hari. Meski dalam pemantauan, Anggit memastikan warga Klaten itu tetap bisa beraktivitas seperti biasa.

“Dengan catatan harus melakukan perlindungan diri misalnya memakai masker dan cuci tangan serta tidak melakukan kontak langsung. Jadi masih bisa beraktivitas seperti biasa karena mengarah pada gejala [terjangkit virus corona] saja belum,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya