SOLOPOS.COM - Guru dan karyawan SMPN 21 Solo mengarahkan siswa dalam pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Senin (23/3/2021). (Solopos-Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, SOLO — Seorang siswa di SMPN 21 Solo dipulangkan pada hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas jenjang SMP di Kota Solo, Senin (21/3/2021), karena sakit.

Siswa SMPN 21 Solo tersebut diketahui batuk-batuk sebelum memasuki kelasnya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Sebelumnya, ia lolos dalam pemeriksaan temperatur yang dilakukan petugas sekolah karena bersuhu normal atau di bawah 37 derajat Celcius.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ketua Satgas Pencegahan Covid-19 SMPN 21 Solo, Joko Purwanto, mengatakan setelah diketahui mengalami sakit, siswa tersebut diminta menghubungi orang tuanya untuk dijemput pulang.

Baca juga: Hari Ini Siswa 23 SMP Kota Solo Mulai Sekolah Tatap Muka, Begini Tahapannya

“Anak ini saat dicek suhunya normal. Tapi waktu berjalan menuju ke kelas, salah satu petugas melihat anak ini batuk-batuk sehingga dihampiri dan ternyata sakit. Sehingga diminta untuk pulang,” ujarnya saat ditemui di sela-sela pemantauan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolahnya.

Menurutnya, siswa itu dipersilakan sekolah lagi jika kondisinya sudah sembuh.

“Siswa ini bilang hari sebelumnya dia memang menunggui anggota keluarganya yang sedang sakit sehingga kemungkinan ia tertular. Sekarang siswa yang bersangkutan biar istirahat dulu di rumah, nanti kalau sudah sembuh bisa sekolah lagi,” imbuhnya.

Baca juga: Kota Solo Masuk 10 Besar Kasus Covid-19 Tertinggi di Jateng

Ia menambahkan pemulangan siswa yang sakit merupakan langkah antisipasi untuk menjaga kesehatan anak didik. Pihak sekolah juga berupaya menerapkan ketentuan-ketentuan dalam pembelajaran tatap muka untuk mencegah persebaran Covid-19.

Dalam Area Sekolah

Termasuk dalam hal penurunan siswa dari kendaraan orang tua juga harus dilakukan di dalam area sekolah. Mengingat masih ada sebagian orang tua yang menurunkan anaknya di jalan masuk menuju sekolah.

“Orang tua juga harus menurunkan siswanya di dalam area sekolah supaya kami tahu siapa yang mengantar, dan mereka juga benar-benar mengantar, bukan dibiarkan berangkat sendiri/jalan kaki sendiri,” imbuhnya.

Baca juga: Ada Pertandingan Piala Menpora 2021, Dagangan PKL Manahan Solo Tetap Sepi Pembeli

Sementara itu, Kepala SMPN 21 Mulyono mengatakan pembelajaran tatap muka di sekolahnya diikuti sekitar 60 persen dari 198 siswa Kelas IX. Sedangkan 40 persen lainnya belajar dari rumah.

“Yang 40 persen belum bisa ikut karena orang tuanya belum mengizinkan atau punya kendala antar jemput. Untuk berangkat ke sekolah, anak-anak wajib diantar orang tua. Ini yang mungkin masih jadi tantangan para orang tua karena mereka juga harus bekerja sehingga tidak bisa antar-jemput anaknya,” ujar Mulyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya