SOLOPOS.COM - Watu Gede (Beritamagelang.id)

Solopos.com, MAGELANG -- Gunung Merapi dengan ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl) ternyata meninggalkan banyak materiil saat erupsi, salah satunya batu berukuran besar yang ditemukan di sejumlah tempat memiliki radius dekat dengan gunung paling aktif di Indonesia itu.

Salah satunya adalah  keberadaan sebuah batu besar berukir di bantaran Kali Bebeng. Melansir dari Beritamagelang.id, Rabu (26/05/2021),  ukuran batu ini dianggap tidak lazim.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Diperkirakan batu andesit sisa material erupsi Gunung Merapi itu memiliki diameter lingkaran mencapai lima meter lebih. Lokasinya di sebelah timur Kali Bebeng, jauh dari pemukiman warga Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.

Baca Juga : Suasana Pantai di Antara Pepohonan Ada di Magelang

Ekspedisi Mudik 2024

Desa Kaliurang berada di zona satu rawan bencana letusan Gunung Merapi.  Sementara batu besar tersebut berada di 1 kilometer  utara dari desa  dan lokasinya sangat terpencil di mana hanya ada satu jalan batu dan debu sisa material erupsi.

Warga setempat menyebutnya dalam Bahasa Jawa, Watu Gede atau secara literal berarti batu besar. Ada juga yang mengenalnya sebagai Watu Jepang, Namun sayangnya tidak ada data sejarah yang bisa digali terkait keberadaan watu gede itu.

Jika digali, mungkin batu ini akan terlihat lebih besar lagi. Warga setempat mengeramatkan batu besar itu sebagai bentuk perlindungan dari bencana letusan Gunung Merapi. Batu besar itu kemungkinan ada sejak erupsi tahun 1961 silam.

Terjangan Lahar Dingin

Warga Desa Kaliurang lain yang masih ingat jelas kejadian erupsi 1961 silam mengatakan bahwa saat itu Desa Kaliurang dan desa lain yang ada di bantaran Kali Bebeng dan Kali Batang rata dengan tanah karena terjangan lahar dingin

Namun saat bencana erupsi tahun 2010 terjadi, keberadaaan batu besar itu menunjukan perannya, dimana pada saat erupsi, desa yang dulunya pernah terempas lahar dingin ini terhindar dari empasan aliran lahar dingin

Padahal endapan material lahar dingin sudah penuh di bagian hulu dan hilir Kali Bebeng. Keberadaan batu besar itu telah membuktikan perannya sebagai pelindung desa dari bencana erupsi Gunung Merapi yang rawan terjadi.

Baca juga : Kelenteng Ini Jadi Cikal Bakal Budaya Tionghoa di Magelang

Karena fungsinya inilah, sejak tahun 2014 warga setempat membangun tembok pelindung dan melarang keras kegiatan pertambangan di sekitarnya.

Batu besar ini tidak hanya ada di Desa Kaliurang, melansir Detik.com, batu berukuran tinggi 5 meter dan lebar 7 meter juga ditemukan di pinggir Jalan Raya Magelang  - Yogya, tepatnya di depan Dusun Gempol yang tenggelam akibat terjangan lahar dingin saat erupsi 2010.

Warga meyakini kalau batu ini memiliki unsur mistis karena sudah berkali-kali diangkat dengan alat berat, masih belum bisa dipindahkan. Sementara itu keberadaan batu besar dari material Gunung Merapi juga ditemukan di Jl. Magelang-Jogja Km 23.

Ukurannya sama dengan yang ada di pinggir jalan Dusun Gempol. Konon katanya batu besar ini sempat mengeluarkan air yang tidak henti-hentinya mengalir saat akan dipecah. warga setempat menyebutnya sebagai “batu menangis”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya