SOLOPOS.COM - Petugas dari Disparbudpora Klaten, pemerintah Desa Jonggrangan, serta TNI membersihkan kawasan situs Mbah Gempur, Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Jumat (19/3/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Petugas dari Disparbudpora Klaten beserta aparatur desa di Jonggrangan mendatangi lokasi situs Mbah Gempur, Jumat (19/3/2021), setelah mengetahui batu bata merah langka di situs tersebut hilang.

Selain melakukan pembersihan kawasan situs, mereka juga mencoba mencari keberadaan batu bata merah tersebut di sekitar lokasi. Kabid Kebudayaan Disparbudpora Klaten, Yuli Budi Susilowati, mengatakan objek diduga cagar budaya yang masih tersisa di kawasan situs Mbah Gempur untuk sementara waktu tetap berada di lokasi semula. Pasalnya, benda-benda itu menjadi bagian dari kawasan situs.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: KKP Tenggelamkan 2 Kapal Illegal Fishing, Kali ini Berbendera Malaysia

“Kami lakukan edukasi dulu berkoordinasi dengan pemerintah desa serta masyarakat agar bisa ikut menjaga dan tidak ada lagi yang hilang. Kalau misalnya masih ada kejadian seperti itu lagi, terpaksa kami amankan ke kantor,” kata Susi.

Seperti diketahui, sekitar enam batu bata merah berukir sulur di situs Mbah Gempur hilang. Warga sekitar situs tak mengetahui secara pasti kapan hilangnya enam batu bata merah itu. Namun, warga memperkirakan objek diduga cagar budaya itu raib sekitar dua pekan lalu.

“Tiga pekan lalu batu bata masih ada. Ternyata kemarin tumpukan batu itu hilang. Ada lima sampai enam batu yang hilang dan semuanya berukir,” jelas warga setempat, Dirin saat ditemui wartawan di kawasan situs Mbah Gempur, Jumat (19/3/2021).

Angker

Dirin mengatakan selama ini tak banyak warga sekitar yang datang ke lokasi. Selain dikenal angker, kawasan situs Mbah Gempur juga terhitung terisolir lantaran tak berdekatan dengan jalan permukiman. Namun, pada hari-hari tertentu kerap ada orang yang mendatangi lokasi menggelar tirakat.

Pegiat pelestari cagar budaya dari Klaten Heritage Community (KHC), Hari Wahyudi, mengatakan Situs Mbah Gempur juga memiliki keunikan lantaran struktur bangunan berupa batu bata merah yang jarang ditemui di wilayah Jawa Tengah terutama Klaten yang berdekatan dengan Candi Prambanan. Hal yang menjadi lebih unik yakni ada bagian struktur bangunan berupa batu bata merah berukir sulur.

Baca Juga: Gibran dan Etty Suryani Temu Ganjar Pranowo, Ada Apa?

“Dari total 150 situs di Klaten yang pernah kami data, ada 10 situs yang dibangun menggunakan batu bata merah. Namun, untuk jenis batu bata merah yang berukir hanya ada di Situs Mbah Gempur. Pada situs lainnya rata-rata berupa batu bata merah polos,” jelas dia.

Ukuran batu bata merah berukir sulur di situs Mbah Gempur diperkirakan memiliki ketebalan 10 sentimeter, lebar 24 sentimeter, dan panjang 34 sentimeter. Hari menyayangkan hilangnya temuan objek diduga cagar budaya yang langka tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya