SOLOPOS.COM - Yatman, 48, warga Dukuh Singget RT 004A, Sigit, Tangen, Sragen, menunjukkan batu aneh seperti batu metoris dan lekukan-lekukan yang membentuk garis dan cengkraman tangan, Jumat (29/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SOLO — Seorang warga Dukuh Singget RT 004A, Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Sragen, Yatman, 49, memiliki batu aneh berwarna hitam yang ditemukan di Sungai Bengawan Solo. Ternyata, batu tersebut tak boleh keluar dari desa.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Desa Sigit, Sragen, Wardoyo. Dia mengaku telah memeriksa batu aneh itu dan tidak menemukan sesuatu pada batu itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Batu ini kononnya tidak boleh keluar Desa Sigit, termasuk barang-barang bernilai sejarah di Yatman tidak boleh ada yang keluar sari Sragen. Khusus peninggalan keramik dari Tiongkok itu ternyata ada nilainya yang unik. Dia mengatakan siapa pun yang meminta barang seperti guci kecil itu kemungkinan tidak berumur panjang,” katanya.

Baca Juga: Perempuan Indigo Sebut Ada Naga di Dalam Batu Aneh Yatman di Sragen

Diberitakan sebelumnya, Yatman menyimpan sebuah batu hitam dari Sungai Bengawan Solo yang kini tersimpan di rumahnya. Menurut Yatman, batu itu memiliki cerita yang aneh dan unik. Batu itu ditemukan simbahnya, Pawiro Paimin, yang sudah meninggal dunia 15 tahun lalu.

“Dari cerita simbah buyut itu, awalnya simbah melakukan puasa prihatin. Kemudian simbah itu bermimpi menyelam di Bengawan Solo. Dari mimpi itu kemudian simbah lelaku betul menyelam di Bengawan Solo yang dalamnya sekitar 1 meter. Saat menyelam itulah simbah menemukan batu itu kemudian dibawa pulang. Sampai sekarang, saya yang menyimpan batu itu,” ujarnya, Jumat (29/10/2021).

Lokasi Penemuan

Yatman menerangkan lokasi temuan batu itu di perairan Bengawan Solo, tepatnya di sebelah barat Jembatan Ganefo Tangen. Dia menyebut lokasinya dekat pertemuan sungai dan dekat jembatan penyeberangan lama.

Namun Yatman tak mengetahui sebenarnya batu itu apa karena bentuknya aneh dan tidak beraturan. Berat batu itu diperkirakan mencapai 20 kg meskipun hanya memiliki diameter 40 cm. Dengan cahaya yang terang, lekuk-lekuk batu aneh itu terlihat jelas.

Yatman kemudian menunjukkan ada dua bagian dengan garis yang sama simetris. Tiga garis itu seperti goresan tiga jari tangan pada tanah lempung basah. Selain itu, Yatman juga menunjukkan seperti sebuah tangan atau cakar yang mencengkeram. Bila dilihat modelnya bukanlah seperti tangan manusia.

Baca Juga: Mobil Avanza Terjun ke Jurang 30 Meter di Sragen, 2 Orang Selamat

Menurut Yatman, dulu ada perempuan yang pegang batu itu, tahu-tahu perempuan itu pingsan. Ia melanjutkan seseorang dari Solo pernah ingin mengambil batu itu dengan mahar tertentu tetapi Yatman tidak mengizinkan.

“Sebelum meninggal simbah tidak berpesan apa-apa. Kadang saat simbah bercerita itu memakai bahasa Jepang, jadi saya tidak paham. Batu itu batu fosil atau meteorit atau apa tidak tahu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yatman mengaku peninggalan simbahnya tak hanya batu hitam yang aneh itu tetapi juga ada hasil kebudayaan Tiongkok tempo dulu dan senjata api zaman kolonial Belanda yang sudah rusak serta beberapa barang antik lainnya. Di rumah Yatman juga ada lukisan perempuan yang seolah-olah hidup karena dilukis tiga dimensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya