SOLOPOS.COM - Bentuk fosil rahang kuda nil yang ditemukan warga di Pegunungan Tugel, Bonagung, Tanon, Sragen. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Batu akik Sragen, lokasi pencarian batu akik mani gajah, ternyata juga menyimpan fosil binatang purba.

Solopos.com, SRAGEN–Parmin, 37, warga Dusun/Desa Bonagung, Tanon, Sragen, secara tidak sengaja menemukan fosil tulang yang diduga rahang bawang kuda nil purba di dasar sungai di perbukitan Gunung Tugel.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Temuan fosil itu menggegerkan warga sekitar. Temuan fosil itu juga sudah dilaporkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah yang berkantor di Prambanan, Klaten. Arkeolog dari Museum Purbakala Sangiran juga sudah mencermati temuan fosil itu.

“Menurut arkeolog itu, setelah mencermati ciri-cirinya, kemungkinan itu rahang kuda nil,” kata Parmin saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Minggu (30/8/2015).

Parmin menemukan fosil itu saat ingin berburu batu mani gajah di perbukitan Gunung Tugel pada Selasa (25/8/2015) petang. Sebelumnya, Parmin mengira itu adalah batu biasa. Namun, saat dia memecah bagian tepi batu itu, dia melihat gigi geraham yang masih menempel pada tulang rahang. “Karena ada giginya, batu itu saya bawa pulang. Di rumah, saya mencoba mengikis lapisan batu yang membungkusnya hingga rahangnya mulai terlihat jelas,” kata Parmin.

Fosil yang diduga tulang rahang kuda nil itu ditemukan sudah terpecah-pecah di dalam tanah. Tiga bongkahan fosil di antaranya sudah bisa disusun dengan bentuk menyerupai rahang bawah kuda nil lengkap dengan gigi taring sebelah kanan. Sementara dua bongkahan batu lainnya dibiarkan utuh. “Untuk mengikis lapisan batu yang menempel di pinggir tulang itu sangat sulit. Batunya keras. Mungkin ada alat khusus untuk mengikisnya supaya tulang yang terbungkus batu itu terlihat,” kata Parmin.

Selain fosil yang diduga rahang bawah kuda nil, warga sekitar juga menemukan fosil yang diduga tulang paha gajah purba. Warga juga menemukan patung gajah berukuran kecil yang terbuat dari batu berwarna putih di lokasi yang sama. Hingga kini, temuan sejumlah benda cagar budaya itu masih tersimpan di rumah warga.

“Saya meminta warga menyimpannya. Benda cagar budaya itu dilindungi undang-undang, jadi tidak boleh dijualbelikan. Saya juga tidak mengizinkan benda cagar budaya itu dibawa ke Museum Sangiran,” kata Kepala Desa Bonagung, Suwarno.

Menurut Suwarno, puluhan tahun silam, fosil kepala kerbau juga ditemukan di kawasan Gunung Tugel. Sekitar tiga tahun lalu, warga Bonagung juga digegerkan temuan sejumlah artefak kuno berupa batu bata berukuran jumbo di Dusun Candi. “Sudah banyak benda cagar budaya yang ditemukan di Bonagung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya