SOLOPOS.COM - Seorang pedagang menunjukkan batu akik miliknya di pasar akik di Jl. Batanghari, Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (13/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Batu akik Madiun kini tak lagi bikin heboh, demam batu akik telah meredup?

Madiunpos.com, MADIUN — Batu akik tak lagi lagi bikin heboh Madiun. Pemilik akun Facebook Mohammad Djumala berbagi pendapat di Grup Facebook Paguma (Paguyuban Madiun) bahwa demam batu akik kini telah meredup. Benarkah?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di Grup Facebook Paguma (Paguyuban Madiun), pemilik akun Facebook Mohammad Djumala mengutarakan pendapatnya bahwa demam batu akik kini mulai surut. Jumlah penggemar batu akik Madiun, menurut dia, kini lebih sedikit ketimbang beberapa bulan lalu.

“Akik? Mulai sepi… nDinane saiki uwis ra patek usum koyok pirang-pirang sasi kepungkur [Sekarang sudah tidak begitu digemari seperti beberapa bulan lalu],” tulis Mohammad Djumala dalam Grup Facebook Paguma (Paguyuban Madiun), Selasa (18/8/2015).

Mohammad Djumala mempertanyakan apakah sebagaian besar masyarakat sudah bosan dengan akik. Menurut dia, demam batu akik hampir sama dengan fenomena menghebohkan masa lalu seperti gemarnya masyarakat dengan tanaman Gelombang Cinta.

Mohammad Djumala menilai masyarakat bisa bosan dengan akik. “Sebagian wong wis bosen, akankah nesibe [nasib] Akik podo karo Gelombang Cinta?” tulis Mohammad Djumala.

Berdasarkan pengalaman waktu kecil, Mohammad Djumala mengaku pernah menemukan penjual akik di Pasar Sleko dan Pasar Gede, Madiun. Menurut dia, batu akik Madiun kala itu digunakan untuk sekadar hobi.

Mohammad Djumala tidak sepakat dengan masyarakat yang mengoleksi akik karena percaya dengan kekuatan magis, seperti untuk pesugihan. “Tapi nek sampek precoyo, nek watu akik , iso marahi sugih, iso marahi digdoyo, marahi kebal! Waduh … Roso-rasane kok dadi musyrik! [Tapi kalau sampai percaya jika batu akik bisa membuat kaya, membuat berkuasa, membuat kebal, duh, rasa-rasanya malah jadi musrik],” papar Mohammad Djumala.

Menanggapi posting Mohammad Djumala terkait demam batu akik di Grup Facebook Paguma (Paguyuban Madiun) itu, pemilik akun Facebook Johanna Anna Hanya menyarankan masyarakat tidak menjual mahal akik saat sedang booming. Menurut dia, seharusnya masyarakat bisa menjual dengan harga wajar saja agar fenomena batu akik di Madiun bisa bertahan lama.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya