SOLOPOS.COM - Produk Batik Tresno Dharma. (istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR – Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar dikenal dengan sentra batik. Salah satu merek batik yang tumbuh di wilayah itu adalah Batik Tresno Dharma.

Batik Tresno Dharma dirintis oleh Reni Suprihatin, 30, pada 2015 lalu. Saat dihubungi Solopos.com, Senin (16/8/2021), Reni bercerita awal mula mengembangkan usaha batik tulis tersebut. Seperti anak muda kebanyakan di Girilayu, Reni juga diajari membatik sejak dini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Awalnya, dia hanya bekerja di sejumlah pabrik batik di Solo dan Sukoharjo. Setelah itu dia kembali ke kampung halaman dan bergabung dengan kelompok batik vokasi. Dari sini, Reni mengikuti sejumlah perlombaan membatik. Tak disangka, dia berhasil menjadi juara di perlombaan itu. Mulai dari juara ketiga dan pertama lomab membatik se-Jateng hingga menjadi juara harapan di tingkat nasional.

Baca Juga: Pengiriman Rokok Ilegal dengan Mobil Travel Digagalkan

Ekspedisi Mudik 2024

Prestasi itu meyakinkan diri Reni untuk membuat usaha batik sendiri. Namun, kemampuannya dalam membatik tak sejalan dengan penjualan produknya. Mendapat modal awal dari orang tua senilai Rp5 juta, Reni gagal membuatnya menjadi produk yang menghasilkan. Sebanyak dua gulung kain terbuang percuma karena beragam kesalahan.

Tak sampai di situ, Reni juga kena tipu orang. “Karena sudah gagal membuat produk, akhirnya kain dititipkan ke orang lain untuk dibuatkan batik. Tapi malah ditipu dan enggak ada kabarnya sampai sekarang,” tuturnya.

Kena tipu orang kembali terjadi kepada Reni. Bahkan kali ini kerugiannya lebih besar yakni mencapai Rp16 juta. “Rentetan kegagalan itu serta ada peristiwa penipuan itu sempat membuat saya ingin menutup usaha ini. Mental saya down, motivasi untuk meneruskan usaha ini juga menurun drastis,” katanya.

Namun beberapa waktu setelahnya, salah seorang temannya yang berasal dari Ambarawa tiba-tiba order desain batik. Dari sini, dia mulai berjualan desain batik mengandalkan alat tulis. Dari temannya ini pula, dia mulai mengikuti banyak pelatihan. “Setelah itu motivasi saya kembali muncul, pesanan desain batik juga mulai ramai.”

Hasil dari pesanan desain batik itu dia kumpulkan sebagai modal untuk mengembangkan usaha batiknya kembali. Kini, Reni tak cuma menjual desain batik, melainkan juga produk batik yang diberi nama Batik Tresno Dharma. “Untuk desain batik saya jual Rp150.000 per desain. Sedangkan untuk batiknya itu yang paling murah Rp200.000 per lembar kain, sementara yang paling mahal ada yang seharga Rp2,5 juta,” terang Reni.

Produk Batik Tresno Dharma. (istimewa)
Produk Batik Tresno Dharma. (istimewa)

Reni menuturkan keunggulan Batik Tresno Dharma adalah desain batiknya yang kontemporer serta pewarnaan. Sasarannya adalah milenial dan kolektor batik. “Saya sebenarnya jarang stok batik karena kebanyakan konsumen itu order desain sekalian. Jadi konsumen tinggal bilang mau dibuatkan batik seperti apa, nanti kita bikinkan.”

Penjualan produk Batik Tresno Dharma pun meluas. Mulai dari wilayah Soloraya, Jawa, Luar Jawa, hingga ke Luar Negeri. Reni menuturkan produknya pernah terjual hingga ke Belgia. “jadi ada teman pesan batik motif anak-anak. Saya buatkan motif dolanan bocah. Temannya teman saya itu kok suka, hingga akhirnya pesan ke saya. Alhamdulillah, produk saya sudah pernah mejeng di Belgia,” ungkap Reni.

Baca Juga: Facebook Messenger Rilis Soundmoji, Emoji Berefek Suara

Reni mengaku ada beberapa kekurangan yang masih dimilikinya untuk mengembangkan Batik Tresno Dharma. Seperti membuat packaging yang baik hingga bagaimana memasarkan produk dimarket place. Beberapa pelatihan dan pameran pun diikutinya.

Salah satunya adalah acara UMKM Virtual Expo 2021 yang digelar Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Solo bekerja sama dengan Solopos Media Group. Dari pelatihan itu, Reni mengaku mendapat banyak pelajaran seperti memasarkan produk di marketplace.

“Selama ini saya memang masih kesulitan jualan di marketplace. Baru sebatas jualan di media sosial yakni Facebook dan Instagram. Sekarang saya mulai melirik ke marketplace dan masih proses untuk berjualan di situ,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya