SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pembongkaran halte Batik Solo Trans (BST) di kawasan Gladak, Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jumat (13/5/2016). Pembongkaran tersebut untuk persiapan penggantian halte BST baru dengan model terbuka. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Batik Solo Trans, pembangunan halte BST yang memakan anggaran Rp3 miliar membuat Dishubkominfo tarik pernyataan.

Solopos.com, SOLO–Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo mengklarifikasi besaran anggaran pembangunan 10 halte Batik Solo Trans (BST) koridor I bukan Rp3 miliar, melainkan Rp977 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasi Angkutan Orang Dishubkominfo Solo, Taufik Muhammad mengaku pemberitaan dana pembangunan 10 halte BST Rp3 miliar, menjadi trending topik di laman jejaring sosial. Padahal dana pembangunan 10 halte BST koridor I hanya Rp977 juta, bukan Rp3 miliar. Besaran anggaran itu sekaligus meralat apa yang sebelumnya disampaikan Kepala Dishubkominfo Yosca Herman Soedrajat sebelumnya.

“Saya ingin mengklarifikasi, anggaran pembongkaran dan pembangunan 10 halte BST bukan Rp3 miliar seperti diberitakan sebelumnya. Tapi hanya Rp977 juta,” kata Taufik kepada wartawan, Rabu (25/5/2016).

Taufik mengundang para wartawan untuk mengklarifikasi besaran anggaran revitalisasi 10 halte BST tersebut. Klarifikasi dilakukan menyusul dana pembangunan 10 halte BST menjadi trending topik di laman jejaring sosial.
“Kalau itu tidak diklarifikasi, itu bisa jadi temuan,” tuturnya sambil menunjukkan sebendel kontrak pekerjaan pembangunan 10 halte dengan CV Fajar Jaya selaku kontraktor pemenang lelang.

Taufik memerinci 10 halte BST yang dibangun ulang di antaranya UNS, RSUD dr Moewardi kanan dan kiri jalan, Gladak, Nonongan, Sriwedari, depan Solo Grand Mal, Purwosari kanan kiri jalan dan depan SMA Batik. Besaran anggaran pembangunan halte BST bervariasi, namun rata-rata anggarannya menghabiskan dana Rp80-an juta. Hanya, halte BST di SMA Batik dibangun menghabiskan dana Rp104 juta, karena ada pembangunan beton. Pembangunan halte ini sudah direncanakan sejak 2015 lalu, menindaklanjuti masukan dari pengguna BST yang mengeluhkan kondisi halte rusak dan tertutup kaca. Sehingga dari segi keamanan, mereka merasa tidak aman dengan konsep tertutup.

“Kalau dilihat dari dalam baru akan tampak kerusakannya dan keropos karena usianya sudah enam tahun,” katanya.

Taufik mengatakan sesuai perencanaan seluruh halte BST semula tertutup, akan diganti dengan konsep terbuka. Penggantian halte BST tertutup menjadi terbuka sudah dikerjakan bertahap sejak beberapa tahun lalu. Kini tinggal menyisakan lima lokasi halte tertutup kaca dan belum diganti.

Kelima alokasi halte BST ini di antaranya depan jalan kanan dan kiri Pasar Gede, depan RSUI Kustati, Serengan dan Baron. Lima halte ini akan diganti  tahun depan, termasuk di luar Solo.

Kepala Dishubkominfo Solo Yosca Herman Soedrajat, mengemukakan pembongkaran halte BST dilakukan karena berakhirnya masa kontrak pihak ketiga pada tahun ini. Diketahui, Pemkot menggandeng pihak ketiga dalam pembangunan halte BST koridor I. Dengan berakhirnya masa kontrak yang dijalani selama enam tahun ini, maka halte dibongkar.

“Halte kemudian kami bangun lagi dengan anggaran dari APBD Kota dan Provinsi total Rp3 miliar,” kata Herman, sapaan akrabnya ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Jumat (13/5/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya