SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO – Detector bus priority yang dipasang sejak tahun 2011 untuk memperlancar perjalanan bus Batik Solo Trans (BST) sampai kini belum berfungsi maksimal. Dari 12 detektor hanya dua yang berfungsi, yakni di Perempatan Panggung, Jebres dan Perempatan Baron, Tipes.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu diakui Perum Damri, selaku pengelola BST cukup menghambat perjalanan bus dan membuat waktu tunggu penumpang jadi lebih lama. Sebab, bus harus berhenti setiap lampu lalu lintas di persimpangan jalan menyala merah. Tak ada bedanya dengan kendaraan lain pada umumnya.

“Jelas cukup mengganggu. Perjalanan bus jadi lebih lama karena harus berhenti di hampir setiap persimpangan. Belum lagi kalau jalanan ramai dan macet,” ungkap Manajer Perum Damri Solo, Sutaryadi, kepada Solopos.com. Sutaryadi menambahkan sudah cukup lama pihaknya mengeluhkan tak berfungsinya alat itu. Dia berharap pihak terkait di Pemkot Solo segera membenahi alat tersebut. Sebab, perkembangan BST menunjukkan grafik yang menggembirakan. Terutama mulai masa liburan sekolah ini, BST yang berkapasitas 21 tempat duduk, bisa mengangkut minimal 25 penumpang setiap ritnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedradjad, mengakui detector bus priority yang dipasang di 12 titik persimpangan di sepanjang koridor I BST memang belum berfungsi maksimal. “Dari 12 detektor yang dipasang, hanya dua yang berfungsi baik. Lainnya tidak berfungsi,” katanya.

Yosca mengaku belum tahu persis penyebabnya. Untuk mengetahuinya, dalam dua bulan ke depan, semua detektor itu akan dilepas dan di-setting ulang. Yosca mengatakan tidak berfungsinya 10 detektor itu memang patut disayangkan. Sebab, dengan detektor itu, waktu perjalanan bus seharusnya bisa dipangkas sehingga waktu tunggu penumpang tak terlalu lama.

Detector bus priority merupakan salah satu teknologi canggih yang diterapkan Pemkot Solo untuk menunjang pengoperasioan alat transportasi umum BST. Pengadaan alat ini didanai dari pemerintah pusat pada 2011 lalu di 12 persimpangan jalan sepanjang koridor I BST mulai dari Kartasura, Jl Slamet Riyadi sampai Bundaran Gladak, berlanjut ke Palur dan kembali lagi melalui Bundaran Gladak, Jl Kapten Mulyadi, Jl Veteran, Jl Bayangkara, Jl Rajiman, Jl Dr Wahidin, Jl Slamet Riyadi, Kartasura.

Alat ini dipasang di bus dan lampu lalu lintas. Pada jarak 100-200 meter sebelum sampai persimpangan, detektor pada bus akan mengirimkan sinyal ke detektor pada lampu lalu lintas. Detektor pada lampu lalu lintas akan mendeteksi bus yang mendekat sehingga ketika bus sampai di persimpangan lampu sudah berubah ke warna hijau sementara lampu-lampu lainnya di persimpangan itu akan menyesuaikan. Dengan demikian, bus tidak perlu selalu berhenti di setiap persimpangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya