SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Batik Solo menawarkan diskon 50% di 29 outlet di seluruh Indonesia demi meningkatkan kecintaan pelanggan.

Solopos.com, SUKOHARJO Outlet Batik Solo menawarkan diskon spesial hingga 50% hingga 31 Mei 2015 mendatang. Operation Director PT. Efrata Retailindo, Haenis Gunarto, menyebutkan peningkatan brand awareness sebagai alasan pihaknya menghamburkan potongan harga tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Batik Solo adalah label nama yang disematkan PT. Efrata Retailindo untuk toko jejaring penjualannya. Di toko-toko Anak usaha PT. Danliris itu mengandalkan tiga brand yakni, Bateeq, Blangkonn dan Batik Solo, di gerai penjualan tekstil dan produk tekstilnya itu.

Sejauh ini, Batik Solo membuka 29 toko di seluruh Indonesia, tiga di antaranyadi Solo, yakni di Laweyan, The Park Mall dan Solo Paragon Lifestyle Mall. Jejaring penjulan itu secara bertahap segera bertambah 16 outlet di seluruh penjuru Nusantara.

Seiring perluasan jaringan penjualan tersebut, imbuh Haenis Gunarto, Efrata Retailindo juga berencana mengganti nama outlet Batik Solo. Pergantian nama itu, menurutnya akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

Naik 380%
Saat tim Grup Solopos yang dipandegani Direktur PT Aksara Solopos, Bambang Natur Rahadi mengunjungi PT. Efrata Retailindo, Selasa (19/5/2015), Haenis Gunarto mengakui omzet penjualan produknya melonjak tajam selama periode Januari-April 2015. Dibandingkan periode yang sama tahun 2014, kenaikan itu mencapai 380%.

Operation Director PT. Efrata Retailindo, Haenis Gunarto, mengatakan realisasi penjualan kain pada Januari-April 2015 mencapai sekitar 750.000 meter persegi (m2) per bulan. Jumlah tersebut lebih banyak ketimbang awal tahun lalu yang mencapai 450.000 m2 per bulan.

Menurutnya, peningkatan tersebut tidak lepas dari semakin banyaknya outlet Batik Solo yang menjual produk perusahaan itu. “Awal tahun lalu, kami baru memiliki 11 outlet, tetapi sekarang sudah ada 29 outlet. Kenaikan [omzet] pun bisa mencapai 380%,” paparnya.

Diganggu Harga BBM
Dia mengaku tiga bulan pertama pada awal tahun ini sangat berat. Hal itu terjadi karena kondisi perekonomian dan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang belum stabil. Akibatnya, banyak masyarakat yang menunda transaksi dan mengakibatkan penurunan daya beli.

“Desember 2014 ke Januari 2015 omzet kami turun dan puncaknya pada Februari benar-benar jelek. Tetapi, pada Maret dan April terus mengalami kenaikan. Bahkan, omzet pada pertengahan Mei ini saja sudah mencapai 80 persennya April,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya