SOLOPOS.COM - Salah satu proses pembuatan batik sinom parijotho salak di Dusun Plapangan, Pandowoharjo, Sleman. (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN-Jika ingin mencari oleh-oleh khas Sleman yang berbeda, cobalah datang ke Dusun Plapangan, Pandowoharjo, Sleman. Di dusun yang tak jauh dari pusat pemerintahan kabupaten itu, kita bisa mendapatkan batik bermotif sinom parijotho salak karya Kelompok Batik Ayu Arimbi.

Motif karya warga Pakem yang menjadi pemenang lomba desain batik Sleman tahun 2012, Susilo Radi Yunianto, tersebut memang terinsipirasi tanaman parijotho, tanaman dedaunan yang banyak tumbuh di kawasan pegunungan. Adapun perajin yang mengupayakan kerajinan ini ialah kumpulan ibu-ibu rumah tangga di Plapangan. Di lokasi tersebut, tersedia batik cap dan tulis yang dapat menjadi pilihan.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

“Kalau batik tulis itu lama dan harganya lebih mahal. Batik cap lebih terjangkau masyarakat,” kata Tatik Susilowati, wakil ketua Kelompok Batik Ayu Arimbi, pada Selasa (29/7/2014).

Meski hanya batik cap, Tatik menjamin konsumen akan menemukan keunikan tersendiri. Coletan warnanya membedakannya dengan batik cap pada umumnya. Prosesnya pun hampir mirip dengan batik tulis, seperti beberapa corak yang harus diperjelas dengan lilin sebelum diwarnai.

“Itu biar memberikan warna lain pada coletannya,” jelas Tatik.

Selama ini, tak ada strategi khusus dalam promosi produk kelompok binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Sleman tersebut. Mereka hanya mengandalkan pameran yang disele Hanya melalui pameran-pameran yang diselengarakan Pemkab Sleman. Namun, ternyata itu sangat menguntungkan.

Batik sinom parijotho salak itu jadi favorit pejabat pemkab Sleman sebagai oleh-oleh bagi tamu luar daerah.

“Jadinya produk ini sudah sampai luar Jawa. Ada yang ke Kalimantan, Bali, dan Padang,” kata Sri Arumiati, ketua Kelompok Batik Ayu Arimbi.

Dalam sehari, Sri mengatakan kelompoknya mampu membuat batik cap sebanyak 8 lembar dengan ukuran masing-masing 2,5 meter.

“Kalau cuma warna dasaran, bisa 50 lembar per hari. Kalau batik tulisnya lama, bisa satu bulan cuma selembar,” ungkap Sri.

Batik-batik karya ibu-ibu di Plapangan ini bisa cukup terjangkau untuk masuk daftar oleh-oleh liburan di Jogja. Batik cap dijual dengan kisaran harga Rp 150.000 hingga Rp 225.000 per lembarnya.  Batik tulis dijual mulai Rp 400.000. “Sangat terjangkau karena batik tulis bisa mencapai jutaan rupiah setelah masuk butik,” ujar Sri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya