SOLOPOS.COM - Sri Murniyati (kanan), pemilik Batik Murni Madiun, menunjukkan kain batik pecel kepada General Manager Hotel Aston Madiun Bambang Wijanarko di acara pameran kerajinan tangan dan suvenir di Hotel Aston Madiun, Sabtu (12/3/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Batik Madiun mengangkat kekhasan Madiun yakni kain batik bermotif pecel.

Madiunpos.com, MADIUN — Bagi Sri Murniyati, 48, pemilik Batik Murni Madiun, pecel tidak melulu persoalan makanan khas daerah. Lebih dari itu, pecel merupakan inspirasi untuk menciptakan berbagai kreativitas unik dan menarik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Murni, panggilan akrabnya, sejak 2011 lalu mendapatkan inspirasi dari kuliner tradisonal Madiun itu untuk menciptakan karya berupa kain batik pecel Madiun.

Kain batik kreasi Murni bermotif berbagai bahan yang digunakan untuk membuat kuliner pecel, seperti kacang panjang, daun singkong, bunga turi, kacang tanah, cabai, dan lainnya.

Berbagai bahan untuk membuat pecel ini seluruhnya tertuang dalam batik pecel Madiun, dengan berbagai variasi supaya tidak monoton.

Selain motifnya dari bahan-bahan kuliner pecel, Murni juga mengembangkan motif dengan tema serupa yaitu motif pecel pincuk atau wadah pecel yang terbuat dari daun pisang.

“Madiun kan terkenal dengan pecelnya dan selama ini belum ada yang mengembangkan pecel ini jadi motif kain batik,” kata dia kepada Madiunpos.com, Sabtu (12/3/2016).

Murni mengklaim dirinya merupakan orang pertama yang menemukan motif bertema pecel itu. Karena sebelumnya belum ada pengrajin batik yang membuat kain batik bermotif pecel.

Menurut Murni, kain batik bermotif pecel saat ini menjadi salah satu pilihan suvenir khas di Madiun. Sehingga, ketika ada turis yang datang ke Madiun bisa membawa batik bermotif pecel ini sebagai buah tangan bagi keluarga.

Untuk warna kain batik bermotif pecel, kata Murni, biasanya berwarna gelap dengan gambar motif berwarna sesuai dengan warna daun-daunan. Bahan pewarna yang digunakan juga alami yaitu terbuat dari daun-daunan.

Saat ini batik bermotif pecel Madiun ini sudah banyak diburu orang, selain itu batik ini juga sudah dijual ke berbagai kabupaten luar Madiun.

Sedangkan untuk harga, batik bermotif pecel Madiun ini dipatok dengan harga Rp125.000/potong hingga Rp4,5 juta/potong, tergantung bahan dan kerumitan motif.

Selain batik bermotif pecel Madiun itu, dirinya juga membuat batik dengan motif lainnya seperti madu mongso.

Dalam pengembangan batik khas Madiun ini, Murni juga melibatkan sejumlah warga Madiun dalam berkreasi. Selain itu, dia juga memberdayakan mahasiswa untuk berkreasi dan belajar mandiri.

“Membatik itu kan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan ketelatenan. Menurut saya, mahasiswa itu seorang pemuda yang bisa telaten dalam membatik. Biasanya, mereka membatik di rumah produksi saat tidak ada jam kuliah,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya