SOLOPOS.COM - Salah seorang perajin batik asal Jarum, bayat menunjukkan batik motif Batik Riris Pandhan Maja Arum, Sabtu (7/3/2020). Batik tersebut mengisahkan perjalanan Sunan Pandanaran ke Bayat. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, SOLO - Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Klaten berkreasi melalui batik. Desa yang berbatasan langsung dengan Gunung Kidul, Jogja, ini menciptakan batik khas, yakni Riris Pandhan Maja Arum. Batik yang desainnya diciptakan dari UGM ini menceritakan perjalanan Sunan Tembayat alias Sunan Pandanaran.

Berbekal mengembangkan batik tersebut, perajin batik di Jarum, Klaten, tak hanya ingin berkreasiguna mendatangkan rupiah. Lebih dari itu, para perajin ingin berkontribusi merekam perjalanan Sunan Pandanaran melalui batik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tak Kerja, Gaji Buruh ODP Corona Harus Dibayar Penuh!

“Batik khas Jarum ini akan dikenakan seluruh perangkat desa (perdes) juga. Ini sebagai bagian mempromosikan batik Jarum ke masyarakat luas,” kata Pelaksana Harian (PLh) Sekrtearis Desa (Sekdes) Jarum, Suyanto, saat ditemui Solopos.com di desanya, Senin (9/3/2020).

Batik motif Riris Pandhan Maja Arum atau Udan Riris Pandhanaraum merupakan perpaduan dari tiga tradisi. Masing-masing tradisi itu, yakni Solo, Jogja, dan pesisiran. Ketiga tradisi itu dikombinasikan menjadi satu pola sehingga membentuk satu-kesatuan yang utuh.

Pola dasar berasal dari motif klasik Surakata, yakni Udan Riris yang menjadi jenis kain dikenakan bangsawan, terutama patih dan para pejabat tinggi di Kasunanan Surakarta yang berarti hujan rintik-rintik. Motif ini bermakna agar pemakainya selalu diberi anugerah dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Waspada Virus Corona, Pemerintah Larang Pendatang dari 8 Negara Ini

Di samping itu terdapat motif dua ceplok. Motif ceplok yang pertama, tajug berupa gambar rumah tanpa wuwungan namun langsung meruncing ke atas. Ini menggambarkan arsitektur masjid kuna di era Kerajaan Demak sampai Mataram. Menyimbolkan permohonan keselamatan, ketenteraman, dan kebaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ceplok kedua menggambarkan buah maja yang berjumlah tiga (menggambarkan ati/hati, lathi/mulut, pakarti/budi pekerti).

3 Pecahan

Motif Pandhan Riris Maja Arum dibagi menjadi tiga pecahan yang berarti tiga tahap kehidupan manusia. Hal itu seperti cecikal, bebakal, tetinggal, yakni tumbuh dengan baik, hidup berkembang dengan baik, dan meninggalkan nama baik.

Pecahan pertama bernama Pandhan Arum, berbentuk stilasi pohon pandan yang sedang berbunga. Motif ini menyimbolkan nama tokoh utama, Sunan Tembayat atau Ki Pandanaran. Bunga pandhan yang memiliki pudhak memiliki banyak makna, arum njaba terus njerone (suci lahir dan batin) dan alat pujangga menuliskan piwulang.

KLB Virus Corona, Sebagian SMA di Solo Ujian Online

Pecahan kedua bernama pring picis yang berbentuk bambu panjang dan lurus. Tumbuh tak terputus serta berbuah uang picis atau kepeng yang menjadi simbol tongkat dari Sunan Pandanaran yang dibawa saat perjalanan menuju Tembayat.

Pecahan ketiga, motif Semarang Tembayat. Terdiri tiga gambar, sisik (air laut, lambang Kabupaten Semarang yang terletak di pinggir laut dan merupakan pusat perdagangan); gunung padhas (menggambarkan Gunung Jabalkat yang ditumbuhi alang-alang sebagai kebalikan dari Kota Semarang yang sunyi dan tenang); bunga tanjung/teratai tumbuh dari dalam jambangan (agama Islam sebagai wadah yang diharapkan tumbuh generasi penerus yang baik, merawat kebudayaan yang sudah ada, dan memberi hal positif bagi kehidupan sekitarnya).

Motif Udan Riris selalu mengarah ke kanan. Artinya seluruh daya upaya manusia diarahkan ke kebaikan sehingga berkah Tuhan Yang Maha Esa akan selalu tercurah.

“Saya juga sudah membikin batik khas Jarum ini. Dalam dua bulan, bisa membuat lima batik [per batik ukuran 2,5 meter X 115 cm]. Saya juga sudah memperoleh pesanan terkait motif batik ini [di antaranya dari UGM]. Batik ini cocok dijadikan fashionsehari-hari, motif ini memang menceritakan secara lengkap saat Sunan Pandanaran hijrah ke Tembayat,” kata perajin batik tulis Putri Ayu Jarum, Sri Lestari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya