SOLOPOS.COM - Ilustrasi kain batik Gumelem. (Instagram @tanjiwo)

Solopos.com, SEMARANG – Kerajinan kain batik di Jawa Tengah (Jateng) tak hanya terdapat di Solo dan Pekalongan. Di beberapa daerah juga memiliki kerajinan kain batik, seperti di Kabupaten Banjarnegara.

Bahkan di Banjarnegara terdapat desa yang selama ini menjadi sentra batik tulis khas daerah tersebut, yakni Desa Gumelem Wetan dan Kulon, Kecamatan Susukan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kendati demikian, pamor batik Gumelem itu tak setenar batik Solo maupun batik Pekalongan. Para perajin batik Gumelem pun menilai Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, (Disperindagkop) dan UKM Pemkab Banjarnegara, kurang tanggap dalam mempromosikan kain batik khas daerahnya.

Hal itu disampaikan seorang perajin batik Gumelem, Ngisriah, saat bertatap muka dengan Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin, di kediamannya, Minggu (6/10/2019). Ngisriah mengatakan selama ini sebagai besar perajin masih menggunakan cara tradisional dalam memasarkan produksinya, yakni melalui perbincangan antarkonsumen atau diambil pedagang, hingga membuat perputaran barang tidak tinggi.

“Dari dinas itu kurang tanggap. Padahal kita ingin mempertahankan batik tradisional,” ujar Ngisriah dikutip laman Internet resmi Pemprov Jateng, Senin (7/10/2019).

Ibu empat orang anak itu berharap, batik tulis Gumelem bisa setenar batik Pekalongan dan Solo. Apalagi, kualitas dan motif batik Gumelem tidak kalah dengan batik dari Pekalongan maupun Solo.

“Warna batik gumelem khasnya warna klasik. Tapi konsumen tinggal pilih, mau yang klasik atau modern. Ciri khas warnanya didominasi coklat, hitam dan kuning. Motifnya berbeda dengan daerah lain. Seperti cebong kumpul, blabagan dan gabah sarungging,” jelasnya.

Perajin yang sudah menekuni batik tulis selama puluhan tahun itu juga menyampaikan soal kesulitan mendapat modal. Dia tidak memiliki barang yang bisa dijaminkan ke bank untuk mendapat pembiayaan.

Mendengar kendala soal permodalan, Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu pun meminta pengusaha mengajukan pembiayaan ke bank BUMD milik Pemprov Jateng, yakni Bank Jateng. Pengusaha kecil dapat mengajukan pembiayaan hingga Rp20 juta tanpa angunan.

Dalam kesempatan itu, Gus Yasin juga mengaku prihatin dengan kondisi perajin batik di Gumelem Kulon. Hal itu dikarenakan perajin batik di daerah di Jateng rata-rata sudah maju.

“Di sini kondisi perajin batiknya masih di bawah rata-rata. Bahkan yang memproduksi saja, kondisinya masih seperti itu [sangat sederhana]. Maka saya harapkan dari potensi yang ada, bisa kita pasarkan bersama-sama,” pintanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya