SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Lion Air Group menggelar pelatihan penanggulangan tanggap darurat (emergency response plan exercise) secara serentak, Sabtu (10/8/2019). Agenda tersebut dilaksanakan di tiga kota besar Indonesia, Banda Aceh, Palu, dan Ternate.

Ketiga kota itu dipilih berdasarkan data dan penilaian zona rawan bencana. Sebab, ketiga kota itu berada di zona cincin api yang rentan gempa bumi. Kegiatan itu dilaksanakan di Bandara Internasional Iskandar Muda (Aceh Besar), Bandara Sis Al Jufri (Palu), dan Bandara Sultan Babullah (Ternate).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Senin (12/8/2019), pelatihan penanggulangan tanggap darurat ini melibatkan 20 personel dari berbagai divisi Batik Air, Lion Air, dan Wings Air bersama pihak terkait lainnya. Kegiatan itu juga dihadiri dan disaksikan oleh masing-masing kepala bandara.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam latihan tersebut, Batik Air berperan sebagai koordinator. Kegiatan ini merupakan latihan terpadu yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan untuk menguji fungsi komunikasi, komando, dan koordinasi antar-stakeholder sesuai Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat (Emergency Response Plan).

Emergency Response Plan Exercise kali ini dilakukan dengan skenario gempa bumi. Ketika gempa terjadi, petugas keamanan (aviation security) memberitahukan kepada seluruh karyawan Lion Air Group yang bertugas di area sisi udara (airside) dan kawasan terminal (landside) untuk mengikuti jalur evakuasi dan segera menuju ke titik kumpul.

Setelah semua berada di titik kumpul, Kepala Pusat Operasional (Station Manager) Lion Air Group melakukan pengecekan ke seluruh karyawan. Hal ini dilakukan guna memastikan semua sudah berada di dalam komando sekaligus berkoordinasi dengan pihak terkait. Yakni jajaran manajemen Lion Air Group, Integrated Operation Control Center (IOCC), pengelola bandar udara, otoritas bandar udara, rumah sakit, hotel, lembaga penanggulangan bencana dan lainnya.

Saat gempa terjadi, maka pengelola bandara menetapkan status ditutup. Simulasi berakhir ketika pihak bandara menetapkan status dibuka (mulai beroperasi normal kembali) dan dapat melanjutkan kegiatan operasional penerbangan.

Seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Latihan atau simulasi yang diselenggarakan itu dirancang mendekati keadaan nyata. Evaluasi diterapkan agar memperoleh berbagai faktor dan aspek perbaikan, serta tujuan dapat tercapai.

Dalam kegiatan ini para peserta simulasi mendapatkan ilmu, kemampuan, dan keterampilan mulai dari ketentuan koordinasi antar-personal, antar-divisi dan pihak eksternal terkait prosedur jika terjadi bencana. Komunikasi dan kerjasama dalam Emergency Response Plan Exercise bersifat krusial saat keadaan darurat terjadi. Dalam simulasi tersebut, seluruh peserta dilatih untuk bersikap tenang, disiplin, serta mengikuti petunjuk keselamatan dengan baik.

Lion Air Group rutin melakukan simulasi Emergency Response Plan Exercise dengan fokus utama penyegaran kembali (recurrent). Hal ini berguna menambah tingkat kesadaran setiap karyawan terhadap keselamatan dan keamanan keadaan darurat.

Kegiatan Emergency Response Plan Exercise telah menjadi keseriusan Lion Air Group dalam mewujudkan keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan. Agenda ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kesadaran keselamatan ketika terjadi kondisi darurat. Lion Air Group fokus memperkuat kualitas SDM, memprioritaskan keamanan, serta keselamatan setiap orang yang terlibat di dalamnya, termasuk karyawan terutama pelanggan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya