SOLOPOS.COM - Ketua Dekranasda Batang Uni Kuslantasi Wihaji bersama seniman Belanda Sabine Bolk dan para perajin batik berfoto bersama pada acara diskusi Pengembangan Batik Batang, Sabtu (5/10/2019). (Antara-Kutnadi

Solopos.com, BATANG — Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Batang bersiap membangun ruang pamer produk usaha kecil dan menengah, khususnya kerajinan batik Rifaiyah. Show room itu nantinya difungsikan sebagai tempat promosi sekaligus pengenalan produk unggulan setempat.

Ketua Dekranasda Batang, Uni Kuslantasi, seusai Diskusi Pengembangan Batik Batang, Sabtu (5/10/2019), mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga dengan munculnya produk batik Rifaiyah yang dapat diunggulkan sebagai motif batik yang khas Batang. Selanjutnya, pihaknya diakui memiliki tanggung jawab memasarkan produk-produk unggulan seperti batik Rifaiyah itu agar makin banyak peminatnya, baik pembeli lokal maupun mancanegara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Oleh karena itu, kami bermimpi ada show room untuk tempat promosi memasarkan produk-produk UKM, termasuk bentuk contoh produk batik Rifaiyah," katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain membangun ruang pamer, Dekranasda Batang juga berniat terus berupaya mempromosikan produk UKM dan batik Rifaiyah dengan mengikuti beberapa ajang pameran ke luar daerah, seperti ke Bali, Jakarta, dan Balikpapan. "Dari hasil promosi itu, sudah ada para pelaku kerajinan sudah bisa berjalan sendiri dan secara ekonomi sudah dapat menunjang ekonomi mereka dan perekonomian di daerah. Promosinya sudah luar biasa, kami tinggal memberikan semangat dukungan," katanya.

Untuk melestarikan kerajinan batik Rifaiyah, Dekranasda akan terus mendorong para pelaku dapat berinovasi dan kreatif dengan memunculkan motif-motif batik spektakuler Batang agar diminati oleh pembeli. "Kami akan mengupayakan tamu-tamu pemerintah daerah bisa menyempatkan melihat atau membeli batik-batik itu. Ini juga sebagai upaya kami ikut memasarkan produk-produk unggulan di daerah pada tamu-tamu yang datang ke pemkab," katanya.

Direktur Peneliti dan Pencinta Batik Indonesia William Kwan mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat belum mengenal corak maupun motif batik apakah itu batik tulis atau batik cap. "Saya menduga 97% sampai 98% masyarakat belum bisa membedakan antara batik tulis dengan batik cap. Oleh karena itu, perlu memberikan pengetahuan tentang batik, baik melalui visual maupun yang lainnya," katanya.

Pada acara diskusi itu, pelaku kerajinan batik disuguhi pemutaran film pendek dari seorang seniman Belanda Sabine Bolk. Film itu bernarasi tentang bagaimana batik dibuat yang diceritakan melalui media sebuah tarian batik dan menceritakan sejarah pengaruh Indo-Eropa dalam batik Pesisiran Jawa.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya