SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) terus mengembangkan varietas baru tanaman padi. Salah satunya padi yang tahan terhadap banjir.

Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Batan, Totti Tjiptosumirat, mengatakan ada beberapa varietas yang masih dikembangkan Batan seperti padi yang tahan terhadap salinitas lahan atau kadar garam tinggi, padi yang bisa bertahan di lahan kering, serta padi yang tahan rendaman banjir.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Soal padi yang tahan rendaman banjir, Totti menjelaskan sudah dikembangkan sekitar empat tahun terakhir. “Kami sudah berjalan tiga-empat tahun ini karena kami melihat daerah-daerah potensial banjir khususnya wilayah Pantura membutuhkan padi tahan terhadap rendaman banjir. Selama ini belum ada varietas padi yang tahan rendaman banjir,” urai dia saat ditemui di Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Klaten, Kamis (21/3/2019).

Pengembangan varietas tersebut dilakukan dengan mengaplikasikan teknologi nuklir. Indukan padi yang dikembangkan berasal dari varietas lokal di berbagai daerah.

“Dari hasil penelitian memang tetap bisa dinikmati hasilnya meski terkena banjir. Kami memang belum selesai dengan pengembangan itu. Tunggu saja waktunya, mudah-mudahan bisa segera selesai,” ungkapnya.

Meski sudah mulai mendapatkan padi tahan rendaman banjir, varietas tersebut tak bisa serta merta dilepas atau diperluas penanamannya. Sebelum dilepas, varietas harus melewati sejumlah pengujian salah satunya uji multilokasi.

Untuk menjadi varietas nasional, padi tersebut harus ditanam di 16 daerah berbeda di dua musim berbeda pula. “Setahu saya baru di beberapa daerah, belum mencapai 16 lokasi. Karena musimnya juga musim hujan saja yang memang paling ideal. Musim panas sebenarnya bisa tetapi di daerah-daerah yang genangannya lebih dibanding daerah yang kering,” tutur dia.

Salah satu petani di Desa Tlingsing, Sumardi, mengatakan lahan pertanian di wilayah Tlingsing kerap kebanjiran terutama ketika tanggul Sungai Dengkeng jebol. Belum lama ini, sebagian lahan terendam banjir.

“Sekitar 40 ha sawah terendam banjir. Namun, airnya cepat surut dan kondisi padi sudah mrekatak [usia sekitar tiga bulan]. Alhamdulillah 50 persen masih bisa dipanen. Selama ini memang belum ada varietas padi yang bisa tahan terhadap banjir,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya