SOLOPOS.COM - Pohon jati berusia ratusan tahun di Dusun Jaten, Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri dikeramatkan warga setempat, Rabu (15/6/2022). Pohon tersebut dipercaya memiliki hal mistis. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Ratusan dusun di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ternyata memiliki nama dengan memakai unsur pepohonan atau tanaman. Penamaan dusun dengan unsur pepohonan tersebut dinilai sebagai bentuk pelestarian lingkungan para leluhur.

Pendiri Komunitas Resan Gunungkidul, Edi Padmo, bersama-sama dengan anggota komunitas telah mendata asal usul kewilayahan atau toponomi dusun di Gunungkidul. Hasil pendataan, dari 1.431 dusun di Bumi Handayani, sebanyak 548 dusun diketahui memakai nama-nama tumbuh-tumbuhan.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

“Persentase pemakaian nama pepohonan sebesar 38,2% dari total nama-nama dusun di Gunungkidul,” kata Padmo, Selasa (1/11/2022).

Padmo menjelaskan Kapanewon Rongkop menjadi wilayah terbanyak yang menggunakan nama pepohonan yakni sebanyak 50 dusun. Kemudian Semin ada 47 dusun, Tepus ada 44 dusun, dan Girisubo ada 39 dusun. Sedangkan toponomi nama dusun di 14 kapanewon lainnya bervariasi mulai dari 10 sampai 37 dusun.

“Hasil pendataan dari Komunitas Resan, Kapanewon Rongkop merupakan yang terbanyak menggunakan nama pepohonan,” ungkapnya.

Baca Juga: Waroeng SS Diduga Langgar Permenaker, Pemda DIY Minta Pemotongan BSU Dibatalkan

Untuk nama tumbuhan yang digunakan paling banyak yakni pring atau bambu sebanyak 30 dusun. Selanjutnya ada pohon asem sebanyak 23 dusun; elo ada 15 dusun; jati sebanyak 14 dusun;  klepu ada 13 dusun, mojo ada 12 dusu;  dan ploso sebanyak 11 dusun.

Padmo menjelaskan pendataan dilakukan sebagai upaya mengingatkan masyarakat berkaitan dengan kelestarian lingkungan.

Terlebih lagi, kata dia, penamaan dusun dengan nama pepohonan merupakan bukti bahwa para leluhur juga menghormati aspek pelestarian lingkungan.

Selain itu, penamaan juga tidak lepas dari keberadaan pohon yang menjadi ciri khas di wilayah tersebut.

Baca Juga: Arogan! 3 Pemuda Aniaya Pengendara Motor di Bantul, Ancam Pakai Pistol Mainan

“Penamaan wilayah ada tiga unsur penting. Selain ada sebuah peristiwa, juga menganut pada nama pohon atau hewan. Yang kita data untuk asal usul menggunakan pepohonan,” katanya.

Dia berharap kepada masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Salah satunya menjaga kelestarian alam dengan menjaga dan merawat berbagai pohon yang ada.

“Keberadaan pohon juga menjadi sumber kehidupan karena berfungsi sebagai cadangan penyimpan air,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Gunungkidul, Choirul Agus Mantara, mengatakan banyak nama-nama dusun yang menggunakan nama pohon. Ia menilai, asal usul ini berasal dari dari legenda akan terjadinya sebuah peristiwa.

Baca Juga: Ikan Senilai Rp35 Juta di Kolam Ludes Dimaling, Warga Bantul Lapor Polisi

“Memang butuh kajian mendalam. Tapi, memang faktanya seperti itu. Sebagai contoh Logandeng berasal dari tanaman elo yang bergandengan,” katanya.

Menurut dia, asal usul nama ini sudah terdokumentasikan lewat cerita ketoprak yang ada di masyarakat.

“Jadi ini sudah menjadi bagian dari pelestarian terhadap apa yang ada di masyarakat itu sendiri,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Unik, Ratusan Dusun di Gunungkidul Memakai Nama Pohon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya