SOLOPOS.COM - Pengunjung berwisata di Objek Wisata Kuliner Pasar Doplang, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Minggu (13/6/2021) lalu. (istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Puluhan pedagang di Objek Wisata Kuliner Pasar Doplang, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, kecewa berat karena tempat wisata baru buka satu kali sudah harus ditutup lagi.

Mereka sudah sangat lama menantikan bisa berjualan di Pasar Doplang lantaran objek wisata yang khusus menyajikan kuliner tradisional itu tutup sejak Covid-19 mewabah di Kabupaten Wonogiri, Maret 2020 lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagai informasi, Pemkab Wonogiri kembali menutup semua tempat wisata mulai Rabu (16/6/2021) lalu. Kebijakan itu diambil untuk mencegah penularan Covid-19 semakin meluas. Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Wonogiri sedang naik signifikan hingga masuk zona merah atau penularan Covid-19 berisiko tinggi. Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten atau Pemkab membolehkan pengelola membuka tempat wisata mulai 24 Mei lalu.

Baca Juga: Pohon Tumbang di Boyolali Timpa Rumah dan Mobil, 1 Orang Meninggal Dunia

Pengelola Objek Wisata Kuliner Pasar Doplang, Wonogiri, Abdul Wahid Ahmadi, kepada Solopos.com, Jumat (18/6/2021), mengatakan Pemkab Wonogiri kembali menutup semua tempat wisata mengagetkan pengelola dan pedagang Pasar Doplang. Bagi pengelola kondisi yang sekarang dihadapi seperti memakan buah simalakama.

Pengelola menghadapi dua pilihan sulit, tetapi tetap harus menentukan keputusan. Pengelola sangat memahami keinginan pedagang agar tempat wisata yang hanya buka setiap Minggu itu bisa buka terus. Apalagi, Pasar Doplang baru dibuka satu kali, yakni Minggu (13/6/2021) lalu.

Pada tahap uji coba itu sebanyak 54 dari total lebih dari 60 pedagang berjualan. Padahal, pengelola awalnya hanya membuka kuota 30 persen pedagang. Hal itu berarti antusiasme pedagang besar. Pengunjung yang datang lebih kurang 725 orang. Jumlah itu belum termasuk pengunjung anak-anak.

Perputaran uang pada pembukaan kali pertama setelah lebih dari setahun tempat wisata tutup itu mencapai lebih dari Rp22,4 juta hanya dalam waktu beberapa jam. Data tersebut menunjukkan masyarakat antusias menyambut pembukaan Pasar Doplang. Atas hal tersebut pedagang semangat ingin berjualan lagi pada Minggu-Minggu berikutnya.

“Lalu pada Rabu [16 Juni 2021] kami menerima SE [Surat Edaran] Bupati tentang pelarangan pembukaan tempat wisata. Satu sisi pedagang ingin tetap Pasar Doplang dibuka, sisi lain Pemkab melarang. Opsi yang sama-sama bikin mumet [pusing],” ulas Wahid saat dihubungi.

Pada akhirnya pengelola memutuskan akan menutup Pasar Doplang pada Minggu-Minggu berikutnya hingga Pemkab kembali membolehkan tempat wisata dibuka. Pengelola harus mematuhi kebijakan Pemkab. Terlebih, dalam SE Bupati secara gamblang dan tegas melarang semua tempat wisat dibuka.

Menurut Wahid, pedagang super kecewa mengetahui keputusan tersebut. Bahkan, ada beberapa pedagang yang ingin nekat buka. Hal itu karena banyak pengunjung yang sudah booking atau memesan tempat karena mau datang lagi pada Minggu mendatang. Rata-rata pengunjung yang booking rombongan.

Bahkan, ada rombongan yang terdiri atas 58 orang. Namun, pengelola melarang pedagang berjualan. Pengelola juga sudah memberi informasi masyarakat bahwa Pasar Doplang akan tutup lagi melalui sejumlah akun media sosial. “Pedagang jadi lemes [lemas], ngenes [memprihatinkan], dan pepes [hampir patah semangat/hampir putus asa],” imbuh Wahid.

Dia melanjutkan, sebenarnya pengelola dan pedagang berkomitmen mengawasi untuk memastikan pedagang dan pengunjung disiplin menjalankan protokol kesehatan. Tim yang terdiri atas tenaga kesehatan, personel polisi, TNI, dan pegawai kantor kecamatan mengawasi pengunjung dengan ketat.

Baca Juga: Waspada Covid-19 Varian India, Kadinkes Boyolali: Ayo Patuh Prokes!

Mereka meminta pengunjung mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk, memakai masker, dan tak berkerumun saat di area tempat wisata. “Kami enggak mau main-main dalam penerapan protokol kesehatan. Tapi mau bagaimana lagi. Pasar Doplang harus kami tutup lagi,” ujar Wahid.

Terpisah, Kepala Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Sukamto, mengaku sudah menutup Objek Wisata Watu Cenik dan Puncak Joglo setelah menerima SE Bupati. Dia menilai, selama tempat wisat dibuka sejak 24 Mei lalu tingkat kunjungan hampir normal. Pengunjung yang datang 90-100 orang/hari.

Pada kondisi normal atau sebelum Covid-19 mewabah pengunjung tercatat lebih kurang 150-170 orang/hari. Dalam sebulan pengunjung yang datang lebih kurang 5.000 orang. Namun, Sukamto harus mematuhi kebijakan Pemkab Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya