SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Meski baru satu setengah bulan diresmikan, cukup banyak tanaman di kompleks Taman Sukowati Sragen yang mati karena kekeringan.

Pantuan Solopos.com, Rabu (19/6), tanaman yang mati karena kekeringan itu dapat dijumpai di banyak lokasi, terutama di tepian embung. Sebagian besar tanaman yang mati kekeringan itu ditanam oleh organisasi perangkat daerah (OPD), badan usaha milik daerah (BUMD), maupun perusahaan swasta yang menjadi mitra Pemkab Sragen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di sekitar tanaman masih tertera papan bertuliskan nama OPD yang menanam. “Jadi, dulu yang menanam itu adalah para pejabat dinas. Sudah dikaveling sesuai nama dinas. Setelah ditanam, dikasih pembatas dari bahan beton. Di atasnya tertera papan yang menunjukkan nama dinas yang menanam. Tapi, setelah itu, tidak ada upaya untuk menyirami tanaman sehingga mereka mati dengan sendirinya,” ujar Haryanto, 28, pengunjung Taman Sukowati asal Sidoharjo kala berbincang dengan Solopos.com di lokasi.

Sari, 35, pengunjung asal Sukoharjo menyesalkan tidak terawatnya tanaman di Taman Sukowati. Menurutnya, perawatan taman semestinya bisa melibatkan warga sekitar. Ada baiknya, kata dia, Pemkab Sragen memberlakukan tiket masuk Taman Sukowati yang diresmikan pada 28 April lalu. Hasil dari penjualan tiket bisa digunakan untuk perawatan taman oleh warga sekitar.

“Saya yakin ada warga yang mau untuk menyirami tanaman asal ada bayaran sepantasnya. Misal setiap pengunjung ditarik biaya Rp1.000 atau Rp2.000 sekali masuk, saya kira tidak memberatkan. Lebih baik diberlakukan tiket masuk, tapi taman tetap terawat. Daripada digratiskan, tapi taman malah tidak terawat seperti ini,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen, Nugroho Eko Prabowo, mengatakan jumlah tenaga untuk menyirami semua tanaman di sejumlah taman di Sragen sangat terbatas. Oleh sebab itu, masing-masing OPD semestinya masih bertanggung jawab terhadap tanaman yang mereka tanam di kompleks Taman Sukowati.

“Kami sudah bekerja semampu dan semaksimal mungkin. Tapi, memang butuh kerja ekstra untuk menyirami semua tanaman di Taman Sukowati yang seluas itu [sekitar 6,1 hektare]. Setiap Jumat kami juga sudah menggelar kerja bakti di sana. Kami juga sudah saling mengingatkan supaya tanaman itu disirami, terutama di musim kering seperti ini. Jadi, tidak sekadar menanam, tetapi juga merawat dan menyiraminya. Tapi, itu tergantung dari OPD masing-masing,” jelas Nugroho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya