SOLOPOS.COM - Rumah dinas (Rumdin) Bupati Karanganyar segera dibongkar. Saat ini Rumdin Bupati mulai dikosongkan dari kegiatan. Foto diambil Selasa (23/8/2022). (Solopos.com/Indah Septiyaning W)

Solopos.com, KARANGANYAR–Rumah dinas (rumdin) bupati Karanganyar mulai dikosongkan.

Perkakas, kendaraan dinas, barang pribadi bupati hingga perangkat gamelan segera diboyong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengosongan ini seiring dikerjakannya proyek pembangunan pendapa rumdin yang menelan anggaran Rp16 miliar.

Kepala Bagian (Kabag) Umum Miko Aditya mengatakan pendapa rumdin bupati mulai dikosongkan untuk seluruh kegiatan sejak 20 Agustus kemarin.

Kegiatan yang biasanya menggunakan pendapa rumdin dialihkan ke sejumlah lokasi milik Pemkab, di antaranya Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) serta memaksimalkan ruang rapat di kantor Setda.

“Untuk kegiatan dengan orang banyak bisa di Aula Disdikbud dan Masjid Agung Madaniyah,” kata dia, Selasa (23/8/2022).

Miko mengatakan saat ini masih menginventarisasi aset di rumah dinas.

Untuk barang pribadi milik Bupati Juliyatmono akan dipindahkan ke rumah pribadi di Pokoh, Ngijo, Kecamatan Tasikmadu.

Sementara aset milik Pemkab akan dititipkan di Disdikbud. Termasuk seperangkat gamelan dan sejumlah keris akan ditempatkan di sana. Boyongan ini tanpa menggunakan ritual tertentu.

“Tidak ada ritual apa-apa. Kita pindahkan saja ke Disdikbud,” katanya.

Miko mengatakan pengosongan rumdin akan dilakukan karena pendapa serta bangunan dibagian sayap kanan dan kiri segera dibongkar.

Pembongkaran bangunan kini tinggal menunggu proses penghapusan aset rampung. Miko mengatakan proyek pembangunan rumdin bupati dikerjakan dalam dua tahap.

Tahap pertama proyek pembangunan fokus pada rumah inti bupati. Dalam tahap ini, pemkab mengalokasikan anggaran Rp6,5 miliar di APBD 2022.

Sedangkan di tahap kedua, pembangunan dikerjakan pada bagian pendapa berikut bangunan di kanan kirinya hingga penataan taman dan pagar rumdin.

Pemkab menganggarkan Rp16 miliar di APBD Perubahan ini. Dalam pembangunan pendapa ini, dikonsep dengan menampilkan ciri khas makutha Raden Mas Said.

Ikon tersebut tak lepas dari sejarah perjuangan Pengeran Sambernyawa melawan pemerintah Kolonial di Karanganyar.

Ciri khas makutho raja akan diletakkan di atas pendapa. Pendapa nantinya tetap dibangun terbuka seperti saat ini. Hanya pendapa akan diperbesar sehingga kapasitasnya mampu menampung 600 orang.

“Kapasitasnya tiga kali lipat dari sekarang. Kalau sekarang kan hanya 200 orang, nanti bisa 600 orang,” kata Miko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya