SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

SLEMAN—Barak Pengungsian korban bencana erupsi merapi di Harjobinangun Pakem membutuhkan fasilitas Mandi Cuci Kakus(MCK). Selain itu kondisi barak yang berdampingan dengan balai desa ini juga membutuhkan atap asbes.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Desa Hargobinangun Beja Wiryanto mengatakan, untuk perbaikan kerusakan barak selama ini menggunakan dana desa. Namun untuk pembangunan MCK membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga desa tidak mampu.

“Butuh 10 MCK. Tiap MCK bunuh dana Rp10 juta, dananya besar” katanya, Minggu (18/11/2012)

Beja mengaku barak yang dibangun setelah erupsi merapi 2010 lalu itu bahkan rusak atapnya akibat diterjang puting beliung setahun lalu. Setidaknya, dua sudut barak hilang asbesnya. Padahal keberadaan barak itu penting bagi warga Pakem bila terjadi bencana.

Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Taufik saat dikonfirmasi Harian Jogja mengatakan, Barak Pengungsian di Hargobinangun tidak masuk dalam daftar rehab rekon BPBD Sleman. Menurutnya, Barak Hargobinangun dianggarkan melalui dana APBD Sleman.

“Hargobinangun tidak masuk daftar rekonstruksi” katanya.

Ditambahkan Taufik, Barak Pengungsian yang terdaftar rehab rekon adalah Barak Plosokuning, Tirtomartani, Kowang, Gayam, Sindumartani, Brayut, Purwobinangun, Girikerto dan Pondokrejo. Semua barak itu masih dalam perbaikan. “Target akhir 2012 ini selesai rekon” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya