SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten sepakat jika barak pengungsian di Dusun Purworejo, Desa Dompol, Kecamatan Kemalang dialih fungsikan menjadi balai latihan kerja (BLK). Pasalnya, barak pengungsian tersebut sudah puluhan tahun mangkrak dan tidak difungsikan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Klaten, Joko Roekminto, mengatakan kondisi barak pengungsian yang dibangun pada 1952 itu memang sudah tidak layak digunakan karena kondisinya memprihatinkan.  “Barak pengungsian di Dompol memang sudah lama mangkrak. Saya setuju sekali jika dialih fungsikan menjadi lembaga pendidikan,” kata saat ditemui solopos.com di Klaten, Senin (23/12/2013).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Menurutunya, masyarakat Kemalang saat ini memang membutuhkan fasilitas pendidikan. Pasalnya, di kawasan lereng gunung Merapi tersebut belum memiliki sekolah jenjang menengah atas. Hal itu menyebabkan banyak remaja yang putus sekolah karena jauhnya akses menuju sekolah.

Kendati demikian, dia mengusulkan agar barak tidak dijadikan SMK atau SMA. Menurutnya, barak pengungsian tersebut lebih baik dimanfaatkan untuk menjadi BLK.

Hal itu berkaca pada banyaknya remaja yang memilih bekerja usai sekolah. Oleh sebab itu, dengan pendirian BLK, masyarakat menjadi lebih memiliki keterampilan yang mumpuni untuk bekerja. Selain itu, masyarakat lereng Merapi juga tidak perlu jauh-jauh menuju kota untuk mendapatkan keterampilan.

Kendati demikian, hingga akhir Desember ini pihaknya belum mendapatkan surat resmi dari desa terkait permohonan alih fungsi barak menjadi lembaga pendidikan tersebut. “Saat ini belum dapat suratnya. Jika sudah, seharusnya kami ditembusi dan suratnya dikirimkan ke Pak Bupati. Nanti bisa koordinasi dengan Disdik dan Bappeda juga,” ujarnya.

Lebih lanjut, pihaknya mengaku tidak khawatir dengan usulan alih fungsi dari barak pengungsian di Dompol yang mangkrak tersebut. Sebab, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten saat ini sudah memiliki tiga barak pengungsian korban erupsi Merapi yang baru. Ketiga barak itu berlokasi di Kecamatan Prambanan, Karangnongo dan Kebonarum.

Seperti diberitakan sebelumnya, dinding bangunan barak pengungsian yang terbuat dari kayu dan gedek sudah banyak yang rusak. Barak berukuran 16 meter (m) x 10 m yang lantainya terbuat dari tanah tersebut plafonnya sudah rusak. Bahkan, banyak genteng yang sudah pecah.

Sementara, halaman barak pengungsian yang berjarak sekitar 12 Kilometer (Km) dari puncak gunung Merapi tersebut juga banyak ditumbuhi tanaman liar. Selain itu, halaman barak pengungsian yang luasnya mencapai sekitar 1 Hektar (Ha) tersebut justru dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam.

Ketua RW 003, Dompol, Kemalang, Karyana, mengatakan warga berkeinginan untuk menjadikan barak pengungsian yang mangkrak tersebut untuk menjadi SMK. Selain tidak lagi dimanfaatkan, selama ini Kemalang juga belum memiliki SMA/SMK.

“Daripada tidak dimanfaatkan, lebih baik barak pengungsian dialihfungsikan menjadi SMK. Kan jadi lebih bermanfaat,” katanya kepada wartawan di lokasi, Senin. Menurutnya, usulan warga tersebut sudah mendapatkan respon positif dari Pemerintah Desa (Pemdes) Dompol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya