SOLOPOS.COM - PIDATO KEBIJAKAN -- Presiden Barack Obama saat menyampaikan pidato kenegaraan tahunan State of the Union Address di hadapan Kongres AS, Selasa (24/1/2012) malam waktu setempat. (JIBI/SOLOPOS/ Reuters)

PIDATO KEBIJAKAN -- Presiden Barack Obama saat menyampaikan pidato kenegaraan tahunan State of the Union Address di hadapan Kongres AS, Selasa (24/1/2012) malam waktu setempat. (JIBI/SOLOPOS/ Reuters)

WASHINGTON – Presiden AS Barack Obama memanfaatkan pidato kenegaraan tahunan State of the Union Address pada Selasa (24/1/2012) malam waktu AS atau Rabu pagi WIB untuk mempertegas posisi dan kebijakannya di tahun krusial 2012 yang merupakan tahun pemilihan presiden.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Obama dengan tegas membela kinerja pemerintahannya selama tiga tahun dan kembali melemparkan kesalahan atas berbagai krisis ekonomi yang membelit Amerika ke industri keuangan serta parlemen yang disebutnya sudah kehilangan kontak dengan publik. Dia juga mengusulkan perubahan besar pada undang-undang perpajakan dan kebijakan baru untuk memulihkan sektor perumahan AS yang masih kritis. Menambahkan modal untuk kampanye kepresidenannya, Obama juga menegaskan agar perekonomian kembali dibangun dengan azas keadilan yang merata.

Obama tercatat menyebut kata “pajak” sebagai 34 kali dan “lapangan kerja” 32 kali dalam pidatonya yang berdurasi satu jam. Hal ini menunjukkan tema utama untuk kampanyenya bagi Pemilu Presiden November mendatang. Meski Obama masih harus berjuang keras menggolkan kebijakan keuangan dan ekonominya di Kongres, pihak Gedung Putih yakin sikap Obama yang menentang kekuasaan industri keuangan akan seiring dengan kebencian yang makin meningkat dari rakyat terhadap berbagai permasalahan yang ditimbulkan industri keuangan dan ketidakmampuan parlemen mengambil suara bulat untuk mengatasi krisis ekonomi dan keuangan.

Berbicara di depan sidang gabungan Senat dan DPR di gedung Kongress di Capitol Hill, Washington, Obama melancarkan serangan terhadap masalah perpajakan dan berjanji takkan kembali ke “hari-hari-hari di mana Wall Street (pusat keuangan AS-red) dibiarkan bermain dengan aturan mereka sendiri.” “Washington harus berhenti menyubsidi orang kaya,” tegas Obama, mendukung usulannya atas pemberlakuan pajak pendapatan sebesar 30 persen bagi siapa pun yang memiliki pendapatan US$1 juta atau lebih dalam setahun.

Pernyataan Obama soal pajak ini bisa jadi senjata tambahan untuk kampanye kepresidenannya, karena dalam waktu hampir bersamaan salahh satu calon kuat penantangnya dari Partai Republik, Mitt Romney, baru saja merilis data pembayaran pajaknya. Dalam data itu terlihat bahwa Romney yang pebisnis bidang investasi itu membayar pajak dengan tingkatan yang lebih rendah dibandingkan para eksekutif puncak lainnya.

Terkait usulannya untuk mengubah peraturan perpajakan, Obama kembali mengingatkan soal apa yang disebutnya sebagai “aturan Buffet” yang harus dimasukkan dalam revisi peraturan itu. “Aturan Buffet” ini bersumber dari pengusaha besar Warren Buffet yang pernah menyatakan sungguh tidak adil kalau dia ternyata harus membayar pajak yang persentasenya ternyata lebih kecil dibandingkan sekretarisnya. Dalam usulan revisi aturan pajak itu, semua yang memiliki penghasilan lebih dari US$1 juta per tahun harus membayar pajak setidaknya 30 persen dan hak pengurangan pajak mereka dihapus.

JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris S/Rtr

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya