SOLOPOS.COM - Produk tas kulit sintetis asal Kota Solo, The Daily Smith. (Istimewa/dok. Deny Setiawan).

Solopos.com, SOLO — Produk fesyen selalu ramai dicari di pasar online maupun offline. Selain fesyen untuk wanita, produk fesyen pria saat ini juga tengah dicari.

Head of External Communications Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, menguraikan produk kategori fesyen menjadi salah satu kategori terpopuler di Soloraya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pihaknya melihat antusiasme yang tinggi dari masyarakat untuk belanja online melalui Tokopedia, termasuk wilayah Soloraya.

Berdasarkan data internal dari Tokopedia disebutkan fesyen menjadi salah satu kategori yang paling dicari oleh masyarakat di Kota Solo selama kuartal I 2023.

Lebih lanjut ia menguraikan produk kategori fesyen terpopuler pada kuartal I 2023, adalah perhiasan wanita, atasan pria, tas wanita, tas pria, dan sepatu pria.

“Melalui inisiatif hyperlocal untuk mendekatkan pembeli dengan penjual terdekat, di periode yang sama [kuartal I 2023]. Tokopedia juga mencatt Kecamatan Grogol, Banjarsari, Jebres, Laweyan, dan Kartasura menjadi beberapa wilayah dengan transaksi kategori fesyen tertinggi di Soloraya,” terang Ekhel dalam rilis yang diterima Solopos.com beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data tersebut tiga dari lima produk terpopuler adalah produk fesyen pria.

Salah satu pelaku usaha yang menjual produk fesyen pria asal Kota Solo adalah The Daily Smith. Brand tersebut menjual produk tas pria mulai dari clucth, sling bag, backpack, dan berbagai model tas lainnya.

Pemilik The Daily Smith, Deny Setiawan, menguraikan produk tas kulit sintetis miliknya dirintis sejak 2017. Ketika memulai usaha ini persaingan usaha tas berbahan kulit sintetis masih kecil. Saat ini, banyak brand lain yang merambah ke bisnis ini.

Untuk menjaga pasar, Deny selalu mengembangkan produknya. Misalnya dulu ia hanya memproduksi tas model polos, dan sekarang ia menambah aksen anyaman untuk produknya.

Melihat pasar kulit sintetis cukup besar, ia saat ini juga tengah mengembangkan brand tas kulit sintetis khusus wanita dengan merek Jeji.

Untuk menjaga kepercayaan konsumen, ia juga memberikan garansi seumur hidup untuk produknya. Sebab, berdasarkan pengalamannya ia pernah kesulitan untuk mencari penjahit yang mampu memperbaiki kerusakan pada tas kulit.

Ia menilai kebutuhan masyarakat untuk servis tas cukup tinggi, namun penjahit dengan keahlian tidak banyak. Untuk memperbaiki tas berbahan kulit tidak bisa penjahit kain biasa, karena bahan yang berbeda membutuhkan treatment yang berbeda pula.

Deny menjelaskan model tas kulit sintetis yang paling banyak diminati adalah tas hangout dan tas kerja. Tas model handbag menjadi produk terpopuler miliknya.

Tas dengan model handbag, menurutnya bisa menjawab kebutuhan fesyen bagi laki-laki. Karena bisa dipakai untuk acara causal dan resmi.

Merambah pasar lebih luas, permintaan ukuran dan model tas dari pelanggan mulai beragam. Ia biasanya riset model berdasarkan pemintaan customer melalui media sosial dan marketplace.

Biasanya ia mendapatkan pasokan bahan baku kulit sintetis dari luar Soloraya, misalnya daei Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta. Saat ini ia mempunyai sembilan penjahit untuk produksi.

“Saya pasti bikin tas yang timeless, bukan cuma mengikuti model [tren], biar enggak habis dimakan waktu. Selain itu juga tas yang luas,” ujar Deny saat ditemui Solopos.com di ruko miliknya di Solo pada Kamis (8/6/2023).

Ia mengusung tema timeless, minimalis dan manly untuk visi brand miliknya. Ia menjual produk miliknya dengan range harga Rp149.000 hingga Rp400.000-an.

Saat memulai usaha ia skala produksinya hanya lusinan. Ia bekerja sama dengan rekannya untuk bagian konten dan fotografi. Sedangkan ia bertugas untuk operasional dan produksi.

“Dari yang awalnya sebulan jualan 20 hingga 30 tas, naik ke 50 hingga 100 tas. Kalau sekarang penjualan kami di angka 800 hingga 1.200 per bulan, di luar event. Untuk pasar event, lebih untuk premium suvenir ke perusahaan,” papar Deny.

Saat pandemi ia mengalami penurunan produksi hingga 60 persen. Namun ia mengaku pasar online produk miliknya mulai bangkit sejak 2022.

Deny mengaku saat ini memang fokus bergerak dalam online market, karena lebih potensial. Ia juga bekerja sama dengan beberapa toko offline di Surabaya, Jakarta, dan Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya