SOLOPOS.COM - ilustrasi membatalkan janji (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Banyak janji atau acara yang batal ataupun tertunda karena pandemi Covid-19. Hasilnya, perasaan yang tidak enak dan mengganjal, tidak bisa kalian hindari. Apalagi, jika rencana tersebut sudah direncanakan jauh-jauh hari.

Selain itu, kalian juga masih punya pekerjaan untuk menyampaikan hal tersebut dengan baik. Supaya, orang lain tidak membentuk asumsi tersendiri, bahkan kapok merencanakan kegiatan dengan kalian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Membatalkan janji memang tidak mudah, bahkan bisa terasa seperti krisis eksistensial yang membauat kalian seperti tak menjalani hidup sepenuhnya. Tapi, tak perlu merasa terlalu buruk dan cobalah cara berikut, agar terasa lebih baik bagi kedua pihak seperti dilansir dari Vogue US dan dikabarkan kembali oleh Liputan6.com dan sumber lain belum lama ini.

Begini Awal Mula Gibran Dituding Terlibat Korupsi Bansos Covid-19

Jujur

Meskipun berat, jujur adalah opsi terbaik yang bisa dilakukan. Berilah penjelasan mengenai alasan kalian membatalkan janji sestruktural mungkin. Jangan lupa untuk berterima kasih atas pengertian pihak yang telah membuat janji dengan kalian. Ataupun, jika memungkinkan untuk menuntaskan rencana tersebut, kalian bisa mencari waktu lain yang tepat bagi kalian berdua.

Walau jujur bukan opsi terbaik untuk membatalkan janji profesional, poin ini tetap masuk pertimbangan utama. Sebab, mengarang alasan hanya akan membuat pihak yang membuat janji merasa tak dihargai.

Selain itu, kalian juga harus memahami benar bahwa tanpa kondisi mendesak, sebaiknya jangan membatalkan janji. Bisa saja orang lain telah mengorbankan sesuatu untuk memenuhi rencana yang telah kalian sepakati.

Ukuran Perasaan Kalian Sebelumnya

Poin ini umumnya terkait dengan janji untuk kebutuhan lebih personal. Menurut life coach yang berbasis di Los Angeles, Dawn Smith, menuangkan perasaan ke dalam kata-kata dan menyuarakan ketidaknyamanan merupakan sumber utama pemberdayaan.

Meluangkan waktu untuk merefleksikan kebutuhan sendiri sebenarnya akan mencegah keharusan untuk membatalkan janji di masa mendatang. Banyak orang akan menghindari konfrontasi, ogah berbicara tentang apa yang membuat mereka merasa tak nyaman hingga membatalkan janji. Smith juga mengatakan bahwa saat berbicara dari hati, orang dapat memahami hal itu dan orang yang tak dapat memahami hal itu sebenarnya bukanlah teman kalian. Itu juga hal yang sangat penting untuk direnungkan.

Pertimbangkan Hal yang Membahagiakan

Saat terus membuka jalur komunikasi antara kalian dan teman-teman, ada baiknya mempertimbangkan apa yang berhasil untuk diri sendiri. Perenungan ini jadi lawan dari apa yang diharapkan dari seseorang seusia dan di bidang kalian, serta dari latar belakang kalian, dan seterusnya.

Pengaturan sosial intensitas tinggi, ibarat kalian berada di pesta namun tak mengenal siapa pun. Tentunya, ini menjadi hal yang tak tertahankan bagi ibu bekerja yang lelah karena menyulap kehidupan rumah dan pekerjaan. Demikian dengan, orang yang menghadapi penyakit mental yang cemas untuk pergi keluar.

Temukan teman yang peka terhadap kebutuhan kalian dan bersedia berkompromi dengan aktivitas intensitas rendah, seperti menonton film di malam hari, menikmati makanan di kafe setempat, bahkan piknik. Ini merupkan pilihan utama yang dapat memberikan waktu berkualitas tanpa harus berdandan atau menghadapi tekanan untuk jadi “kupu-kupu sosial.”

Nekat Gelar Keramaian Saat Nataru Di Sukoharjo Terancam Dibubarkan Polisi

Memahami Lebih Jauh

Jika banyak janji yang dibatalkan dengan orang tertentu, ingatlah bahwa itu mungkin tak bersifat pribadi. Seseorang yang menyisih dari rencana karena tak memiliki energi atau kekuatan mental untuk terlibat adalah tindakan perawatan diri, bukan kejahatan atau keegoisan.

Kalian tak selalu bisa memprediksi perasaan masa depan. Sehingga, akan lebih mudah untuk jadi murah hati dan fleksibel dengan orang lain.

Meskipun, kalian merasa kesal karena alasan apapun. Teguh dengan rencana yang sudah dibuat hanya memperburuk kenegatifan itu. Jadi, lebih baik ambil waktu untuk diri sendiri.

Hubungi Segera

Hubungi orang yang urung ditemui sesegera mungkin. Anda membuat orang lain terganggu jika menunda membatalkan janji temu sampai menit-menit terakhir. Memberi kabar jauh-jauh hari menunjukkan bahwa Anda respek kepadanya dan menghargai waktu yang sudah ia siapkan untuk Anda.

Beri kabar secara personal melalui telepon jika Anda membatalkan janji temu yang jadwalnya sangat dekat. Anda harus menelepon untuk memberi kabar secara langsung apabila Anda membatalkan janji pada hari yang sama. Membatalkan janji secara mendadak sehingga orang lain merasa terusik terkesan tidak santun jika Anda memberi kabar melalui surel, pesan singkat, atau orang lain.

Minta Maaf dengan Tulus

Sampaikan permintaan maaf yang tulus. Meskipun Anda memberi kabar jauh-jauh hari, pastikan ia tahu bahwa Anda menyesal karena terpaksa membatalkan janji. Mungkin ia merasa kecewa karena Anda membatalkan janji, padahal ia sudah membatalkan rencana lain agar bisa bertemu dengan Anda.

Sampaikan permintaan maaf singkat yang lugas, misalnya, "Maaf, aku tidak bisa datang besok. Jangan menggunakan kata yang ambigu atau mengatakan bahwa Anda "mungkin" tidak bisa memenuhi janji. Beri kabar dengan jujur dan lugas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya