SOLOPOS.COM - Seorang warga melintas di samping truk tronton yang terguling di Jalan Sumberlawang-Gabugan, tepatnya di Dukuh/Desa Bonagung, Tanon, Sragen, Kamis (13/1/2022) siang. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kecelakaan tunggal truk dengan muatan berlebih belakangan kerap terjadi di beberapa wilayah di Sragen. Untuk menghindari kejadian serupa, aparat Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen mengintensifkan patroli degan sasaran bermuatan melebih kapasitas.

Pada Jumat (14/1/2022) operasi digelar Dishub di sepanjang jalan Pungkruk-Gabugan-Sumberlawang untuk menghalau truk tronton bermuatan lantaran melanggar kelas jalan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebelumnya, satu unit truk tronton yanng mengangkut batu bara dari Semarang menuju pabrik di wilayah Sambungmacan terguling ke sawah di Dukuh Bonagung, Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen, Rabu (12/1/2022) lalu. Sekitar 2-3 km arah timur dekat dengan MTsN Tanon juga ada truk yang ambles di pinggir jalan karena kelebihan muatan.

Baca Juga: Sragen Dapat Rp15,3 Miliar dari Provinsi untuk Bangun Jembatan Gilirejo

Pemilik sawah lokasi truk terguling, Rohmadi, 50, mengatakan kecelakaan ini terjadi karena truk batubara bersimpangan dengan truk crane dari arah berlawanan. Roda samping truk keluar jalan cor. Karena tanahnya tidak padat, kata dia, sehingga truk terguling sehingga materialnya mengenai areal sawahnya.

“Di jalur ini sering sekali terjadi truk terguling karena jalannya terlalu sempit,” ujar warga Dukuh Sendang Wuluh RT 029, Bonagung, Tanon, Sragen, itu pada Kamis (13/1/2022).

razia dishub sragen
Tim gabungan menghentikan truk bermuatan overload atau melebihi kapasitas di Jalan Sragen-Sambirejo, tepatnya di wilayah Desa Srimulyo, Gondang, Sragen, belum lama ini. (Istimewa/Dishub Sragen)

Kepala Dishub Sragen, Catur Sarjanto, mengaku sering mendapat laporan adanya truk terguling, terutama di Jalan Pungkruk-Sumberlawang. Truk yang terguling itu karena simpangan dengan truk lain. Jalan yang dilewati truk itu merupakan jalan kelas III sehingga sejatinya tidak boleh dilewati truk tronton karena bukan jalannya.

Baca Juga: Desa Bedoro Sragen Rintis Desa Wisata, Begini Konsepnya

“Sekarang tidak boleh pasang portal jalan. Kami juga melaporkan kondisi jalan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah karena jalan itu bukan jalan kabupaten melainkan jalan Pemprov Jateng. Kami terus melakukan operasi persuasif. Truk yang muatan overload diingatkan dan saat itu pula muatan dinormalkan. Kalau ditilang truk itu tetap jalan padahal kelebihan muatan itu yang berpotensi terjadi kecelakaan,” jelas Catur.

Di simpang empat Bener, Ngrampal, menurut Catuh, juga sering terjadi kecelakaan sehingga diusulkan ke pemerintah pusat untuk dibuatkan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) atau traffic light. Dia mengusulkan kepada Pemprov Jateng agar jalan Pungkruk-Sumberlawang diperlebar dan kelas jalan ditingkatkan.

Kasi Keselamatan Dishub Sragen, Sutarto, mengatakan tantangan yang dihadapi petugas adalah banyaknya truk tronton yang beroperasi di luar jam kerja. Sementara razia yang kerap dilakukan pada jam kerja. Dishub menggandeng Satlantas Polres Sragen dan Subdenpom Sragen dalam menggelar razia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya