SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

JOGJA—Persaingan usaha bidang siaran radio swasta komersial semakin berat baik di tingkat pusat maupun daerah. Radio swasta komersial hidup dari perolehan jasa periklanan. Sementara peluang pemasang iklan di radio kian tipis hanya sekitar 0,9%.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY Rahmat M Arifin menyatakan sekarang ini DIY terdaftar 40 radio swasta. Sebanyak 38 radio diantaranya masuk dalam frekuensi FM dan 2 diantaranya AM yakni Konco Tani dan Suara Kenanga. Melihat fakta di lapangan radio semakin berjubel membuat bilangan pembagi semakin besar.

“Makanya maklum saja jika ada radio yang hanya satu sampai dua tahun kemudian tutup. Persaingan semakin berat, untuk DIY pernah menghitung jumlah radio di Jogja idealnya hanya 16 radio,” katanya dalam Sidang Paripurna II Pengurus Daerah (PD) Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) DIY di aula lantai II SKH Kedaulatan Rakyat, Kamis (29/11/2012).

Di tingkat nasional ada 2.800 pemohon radio swasta komersial yang akan membuat kue iklan semakin kecil. Kondisi itu sangat beralasan karena teknologi semakin maju berakibat perusahaan penyiaran kian terpuruk. Anak muda sekarang lebih suka berselancar melalui internet dan meninggalkan media radio.

Menengok jumlah audiens radio saat ini pun turun drastis dibanding tahun 1990an ketika cerita saur sepuh disiarkan melalui radio. Audiens ketika mencapai 90 persen. “Sekarang ngjomplang [turun drastis] hanya tinggal 37 persen,” terang Rahmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya