SOLOPOS.COM - Ilustrasi jamu (freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO – Badan Pengawas Obat dan Makanan menggelar acara Kemandirian Nasional dalam Penyediaan Bahan Baku Obat Bahan Alam sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk dan Grand Launching Virtual Expo IEBA di Best Western Solo Baru, Sukoharjo, Kamis (4/8/2022).

Bupati Sukoharjo yang diwakili Wakil Bupati Sukoharjo, Agus Santosa dalam kegiatan tersebut mengatakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) jamu di Kabupaten Sukoharjo punya banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan agar terus eksis dan berkembang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Masih banyak keterbatasan dan kekurangan yang harus dibenahi agar UMKM jamu tetap eksis dan berkembang. Keterbatasan yang perlu dibenahi antara lain, terbatas dalam jumlah produksi, varietas jamu, dan terbatas dalam hal jangkauan pemasaran,” kata Agus.

“Sedangkan kekurangan yang harus dibenahi antara lain, kurangnya prasarana pengolahan, kurang memenuhi standar higienis, dan masih kurang dalam inovasi promosi dan pemasaran,” imbuhnya.

Selama ini pelaku usaha jamu di Kabupaten Sukoharjo menurutnya mendapat ketrampilan dan pengetahuan dalam memproduksi maupun meracik jamu sebagian besar berdasarkan pengalaman maupun warisan keluarganya.

Baca juga: Belum Mandiri, Indonesia Bergantung Impor Bahan Baku Obat Bahan Alam

Sebagian besar dari mereka bergerak di bidang penyedia bahan baku, distributor, produsen, dan peracik jamu serta pemasaran.

Terpisah, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny Kusumastuti Lukito menekankan potensi pengembangan yang besar perlu didukung dengan kemampuan penyediaan dan pasokan bahan baku yang memenuhi standar.

“Tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi dengan menjaga stabilitas ketersediaan bahan baku obat bahan alam, baik dari sisi jumlah, kontinuitas [sustainability], mutu, maupun harganya melalui berbagai upaya intervensi dari hulu ke hilir,” kata Penny dalam kegiatan tersebut.

Pengusaha Jamu

Sebelumnya, pengusaha jamu di Indonesia menyoroti pemenuhan bahan baku obat alam dan kualitas produk yang ada di dalam negeri. Mengingat sebanyak 25% bahan baku obat bahan alam di Tanah Air masih harus mengimpor dari luar negeri.

Direktur PT Industri Jamu Borobudur Rachmat Sarwono, mengatakan masih banyak yang harus dipenuhi agar Indonesia menjadi negara pengekspor berstandar internasional. Di antaranya berkaitan dengan penyimpanan dan pengeringan bahan baku obat alam.

“Kalau penyimpanannya bagus otomatis standar kita bisa tinggi dan negara yang rewel tentang bakteri bisa menerima,” jelas Rachmat.

Hal itu disampaikan saat konvensi nasional Kemandirian Nasional dalam Penyediaan Bahan Baku Obat Bahan Alam sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk dan Grand Launching Virtual Expo IEBA di Best Western Solo Baru, Sukoharjo, Kamis (4/8/2022).

“Di China, jamu yang sudah kering rempah-rempahnya kalau ekspor tidak jalan disimpan di temperature 16 derajat umur bahan bisa bertahan lebih dari satu tahun. Tetapi kalau di Indonesia umurnya pendek,” tambah dia.

Baca juga: Kekinian Banget! Kafe Di Pasar Nguter Sukoharjo Ini Sajikan Jamu Dengan Nama-Nama Unik

Berdasarkan pengalamannya mengekspor ke beberapa negara, Jepang menjadi negara yang sulit menjadi destinasi ekspor. Hal itu berkaitan dengan mutu dan kualitas Indonesia yang harus sesuai standar internasional.

“Kami yang paling banyak [destinasi ekspor ke] Rusia dan Jepang. Jepang tidak gampang lo, rewel sekali. Menurut pemeriksaan dia kalau tidak sesuai standar harus di reject. Reject-nya bukan dikembalikan lo, tetapi dimusnahkan,” keluhnya.

Namun, jika produk sudah diterima di Jepang hingga tiga kali pengiriman, pemeriksaan selanjutnya tidak terlalu ketat.

Rachmat berharap pembibitan dan penanaman terus bisa dikembangkan.

“Kalau bisa terus dikembangkan, seperti tanaman yang bermanfaat jangan hanya di kebun. Misalnya di pinggir jalan bukan hanya ditanam bunga tetapi bisa juga ditanami pohon-pohon yang bisa dijadikan obat jamu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya