SOLOPOS.COM - CPNS Karanganyar mengikuti acara penutupan pelatihan dasar [latsar] CPNS 2021 di aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat, Rabu (3/11/2021). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, JAKARTA — Banyak PNS yang gagal naik jabatan karena ulah pasangannya. Fakta itu diungkap Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Tjahjo Kumolo.

Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa tantangan ASN cukup berat dan kompleks. Salah satu tantangannya adalah masalah radikalisme dan terorisme.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan Tjahjo mengaku stres karena belasan PNS gagal menjadi eselon I saat sidang Tim Penilai Akhir (TPA) karena kelakuan pasangannya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ini saya bikin stres, dua tahun Menpan-RB dalam sidang TPA, hampir di atas 16 calon eselon I yang sudah hebat, professor, doktor, mulai dari bawah naik, ikut TPA, gagal jadi eselon I gara-gara kelakuan istrinya atau suaminya,” katanya dalam Seminar Nasional Reformasi Birokrasi dan Penandatangan Butir-Butir Komitmen Kepala Daerah, Rabu (12/1/2021) seperti dikutip Okezone.

Dia mengatakan banyak pasangan PNS yang sering membuka media sosial milik tokoh-tokoh radikal dan terorisme.

“Istrinya kalau malam kerjanya buka medsos tokoh-tokoh radikal, tokoh-tokoh teroris. Gagal. Pokoknya yang berbau radikalisme terorisme itu ancaman bangsa,” ujarnya.

Baca Juga: Kabar Baik! Tahun Depan ASN Klaten Diguyur Tamsil Rp139 Miliar 

Tjahjo memastikan bahwa pemerintah berani bersikap dalam menentukan siapa kawan dan siapa lawan. Apalagi radikalisme dan terorisme ini ada yang perorangan maupun kelompok.

Selain itu ada yang terang-terangan atau sembunyi-sembunyi menyebar masalah radikalisme teroris.

“Termasuk di eselon II, eselon I, keluarganya yang berbau ini, atau suka buka medsos, di-drop. Karena bukti aplikasi, rekam jejak media di HP-nya semua bisa terdata dengan baik,” ujarnya.

Dia menyebut bahwa hampir setiap bulan ada ASN yang diberhentikan karena terlibat masalah radikalisme dan terorisme.

“Di tantangan pertama. Hampir setiap bulan kami mengeluarkan SK ASN yang kita berhentikan karena terpapar radikalisme terorisme,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya