SOLOPOS.COM - Aktivitas di Pasar Bunder Sragen. (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Banyak pedagang yang enggan ikut vaksinasi dengan alasan takut, sudah terdata di lingkungan rukun tetangga (RT), dan alasan lainnya. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen hanya mendapatkan data 1.715 pedagang yang siap ikut vaksinasi mulai Senin (22/2/2021) besok. Padahal jumlah pedagang di 15 pasar tradisional itu bisa mencapai lebih dari 5.000 orang.

Kabid Penataan Pasar Disperindag Sragen Tommy Isharyanto menyampaikan data final yang diusulkan ikut vaksinasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen ada sebanyak 1.715 orang. Tommy mengakui data tersebut terlalu sedikit bila dibandingkan jumlah pedagang total di 15 pasar tradisional yang ada. Dia mengatakan pendataan dilakukan secara acak atau pedagang yang mau ikut vaksin saja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi yang diusulkan untuk vaksinasi itu hanya pedagang yang mau saja,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (18/2/2021).

Baca juga29.190 Orang Sragen Diusulkan Ikut Vaksinasi Covid-19, Kamu Ikut?

Seperti di Pasar Bunder, hanya sebanyak 263 orang pedagang yang tercatat ikut vaksinasi. Padahal jumlah pedagang di Pasar Bunder Sragen mencapai 2.300 orang. Artinya masih sebanyak 1.900-an pedagang di Pasar Bunder tidak ikut vaksinasi.

Ketua Pengelola Pasar Bunder Sragen, Sugino, menyampaikan pendataan pedagang yang ikut vaksinasi itu didasarkan pada klasifikasi umur, yakni umur 18 tahun sampai 59 tahun. Selain itu, Sugino mengakui bila banyak pedagang yang tidak mau ikut vaksinasi dengan alasan yang beragam.

“Ada yang tidak mau karena takut. Ada yang beralasan sudah terdata di RT. Dan alasan lainnya. Yang paling banyak alasan sudah terdata di RT. Untuk teknis vaksinasinya belum ada petunjuk,” ujarnya.

Baca juga2 Bulan Ditutup, Perlintasan KA Siboto Sragen Akhirnya Dibuka Lagi

Kurang Sosialisasi

Ketua Kerukunan Pedagang dalam Pasar Kota Sragen (KPPKS) Mario saat ditemui Solopos.com justru belum didata vaksinasi. Dia mengatakan selama ini dari pengelola pasar kurang dalam sosialisasi dan koordinasi terkait dengan pendataan pedagang yang ikut vaksinasi.

“Saya sendiri mau divaksin tetapi saya tidak didata. Kalau pengelola berkoordinasi dengan paguyuban maka kami bisa ikut gerak untuk sosialisasi. Informasi yang saya terima hanya ada 200 orang pedagang yang ikut vaksinasi. Padahal di Pasar Kota ada 854 orang. Hla yang 600 orang masa menolak semua?” ujarnya.

Baca jugaMerasa Sehat, OTG Covid-19 di Selogiri Wonogiri Sempat Ikut Kerja Bakti

Dia mengatakan bagi para pedagang itu sebenarnya apa pun program pemerintah mendukung. Kalau ada yang tidak mau vaksinasi itu, kata dia, karena fakto takut atau memang tidak ingin vaksinasi. Dia menilai kondisi tersebut terjadi karena kurangnya sosialisasi terkait vaksinasi itu.

Seorang pedagang kuliner di Pasar Kota, Aris, mengaku tidak mau ikut vaksinasi karena takut dank arena memang tidak mau divaksin. Bagi Aris yang penting sehat sehingga tidak perlu ada vaksinasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya