SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (kanan) bersama adiknya Untung Wibowo Sukowati berfoto di depan gerbang tol Sragen Timur, Desa Toyogo, Sambungmacan, Sragen, Jumat (12/3/2021). (Istimewa-dok. Bupati Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab Sragen) menunjukkan keseriusannya untuk membangun kawasan industri dan kota baru yang berada tak jauh dari gerbang tol Trans Jawa di Sambungmacan.

Sebagai bentuk keseriusan itu, Pemkab Sragen telah merevisi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Sragen pada 2019 lalu. Untuk merealisasikan perluasan kawasan kota baru, Pemkab Sragen telah mengubah status lahan dari zona pertanian menjadi kawasan industri dan kota mandiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Ingin Bangun Pabrik Alas Kaki, 2 Investor Korsel Cari Lahan di Sragen

Sejak ada Gerbang Tol Sambungmacan, perekonomian Sambungmacan dan Gondang tumbuh. Belakangan muncul tiga pabrik berskala besar, yakni pabrik herbel dan pabrik tebu. Di jalur itu juga ada dua unit stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), yakni di Tunjungan dan Jatisumo.

Selain itu juga muncul empat minimarket modern. Ada juga stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE). Pertokoan dan warung-warung juga tumbuh.

Baru-baru ini, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, juga menyebut ada dua investor asal Korea Selatan yang tertartik menanamkan modalnya di Sragen. Investor ini berencana membangun pabrik alas kaki. Mereka sedang mencari lahan seluas 50 hektare.

Baca Juga: Pemkab Undang Investor Bangun Kota Baru di Sragen, Seperti Apa?

Terkait kabar tersebut, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen, Tugiyono, menyampaikan kawasan Sambungmacan-Gondang berpotensi menjadi lokasi investasi. Ini karena wilayah ini berdekatan dengan exit tol Sambungmacan.

Dia mengatakan dalam rencana detail tata ruang (RDTR) pun kawasan Sambungmacan-Gondang akan dijadikan Kota Mandiri dengan luas area 1.300 hektare. Konsep Kota Mandiri di Sambungmacan-Gondang akan dibuat seperti Solo Baru yang ada di Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

Baca Juga: Ingin Bangun Pabrik Alas Kaki, 2 Investor Korsel Cari Lahan di Sragen

“Kami hanya menyiapkan tata ruangnya. Untuk pembangunan dan pengembangan diserahkan kepada investor atau pihak ketiga. Dalam konsep kota mandiri itu, Sambungmacan itu memungkinkan tumbuhnya mal, pertokoan, pusat bisnis, perumahan, dan seterusnya,” ujar Tugiyono, Kamis (25/11/2021).

Konsep detail mengenai pengembangan Kota Mandiri akan diserahkan kepada investor yang akan menanamkan modal. “Selama ini belum ada yang melirik untuk pengembangan kota mandiri, tetapi lebih banyak ke arah industri,” jelasnya.

Pada tahun ini, DPUPR Sragen masih menyiapkan rencana detail tata ruang (RDTR). Bila RDTR diterbitkan, DPMPTSP Sragen bakal menawarkan pembangunan kawasan industri dan kota mandiri kepada investor melalui aplikasi Sistem Informasi Peluang Investasi (Sipelangi) di Sragen.

Baca Juga: APBD Sragen 2022 Disahkan, Minus Rp229,4 Miliar

Hingga kini, lahan seluas sekitar 1.300 hektare itu masih dikuasai oleh warga. Investor bisa menguasai lahan itu setelah membayar ganti rugi kepada warga. Selanjutnya, investor akan menyiapkan desain untuk membangun kawasan industri dan kota mandiri tersebut.

Seperti diberitakan, dua investor dari Korea Selatan (Korsel) berniat untuk investasi di Kabupaten Sragen. Mereka sedang mencari lahan seluas sampai 50 hektare untuk pembuatan pabrik alas kaki di Bumi Sukowati ini.

Informasi itu disampaikan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, di Gedung DPRD Sragen, Kamis (25/11/2021) sore. “PMA [penanaman modal asing] itu bisa masuk tentu di daerah-daerah yang betul-betul kondusif. Konteks kondusif itu artinya ya kondusif pada harga tanahnya, kondusif warganya, kondusif sosial politiknya, dan seterusnya.”

Baca Juga: Investor Asia, China, dan Australia Lirik UMKM Sragen

“Mudah-mudahan dua investor Korea Selatan itu bisa menemukan lahan. Mereka sudah on the way ke Sragen. PMA itu bisa menyerap tenaga kerja banyak,” katanya.

Bupati yang akrab disapa Yuni ini menerangkan Sragen sudah memiliki Perda RTRW sehingga, dalam pemilihan lahan untuk investasi tinggal melihat pada global positioning system (GPS) daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya