SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Perselisihan dalam pernikahan memang tidak akan mungkin dihindarkan. Perbedaan pendapat serta persoalan kecil sering kali menjadi konflik yang membesar dalam kehidupan rumah tangga.

Banyak tersiar kabar, perselisihan antara suami-istri berakhir dengan buruk seperti penganiayaan bahkan pembunuhan. Agama islam sebagai rahmatan lil alamin juga telah mengatur dan memberikan petunjuk bagi manusia dalam menjalani rumah tangga hingga menyikapi perselisihan yang tidak mungkin dihindarkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengajar agama di salah satu sekolah di Kecamatan Banjarsari, Solo, ustazah Tati Kuraesin, saat ditemui Solopos.com, Kamis (28/2/2019), mengatakan perselisihan dalam rumah tangga merupakan hal yang wajar dan tidak perlu disikapi dengan berlebihan. Apalagi, sampai mengucapkan kalimat perceraian yang jelas-jelas Allah SWT tidak menyukainya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Hal yang paling mendasar dalam mencegah dan menyikapi perselisihan rumah tangga adalah ilmu agama. Itu sudah jelas, apabila seseorang tidak tahu ilmu agama khususnya dalam pernikahan sering kali berakibat fatal seperti mengucapkan kalimat talak,” ujar ustazah asal Kabupaten Boyolali itu.

Menurutnya, sebelum melakukan pernikahan seseorang yang hendak menikah harus saling mengetahui perilaku dan kesalehan. Dengan menikahi seseorang yang taat kepada Allah maka ketika sudah mengarungi kehidupan berumah tangga, hal-hal yang buruk ketika terjadi perselesihan tidak akan terjadi. Menurutnya hal itu sudah diajarkan dalam hadis. Rasulullah bersabda,“Barang siapa yang ingin bahagia di dunia maka harus dengan ilmu dan barang siapa ingin bahagia di akhirat maka harus dengan ilmu, barang siapa menginginkan keduanya maka hendaklah dengan ilmu.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Berbagai persoalan dalam rumah tangga tidak akan berakhir apabila suami dan istri hanya diam dan memendam apa yang ia rasakan. Komunikasi memegang peran penting dalam menyelesaikan dan mencegah berbagai permasalahan yang ada. Sebagai seorang lelaki harus bijak dalam menyikapi karakter perempuan yang biasanya lebih kukuh dan jangan sampai suami-istri saling berdiam diri selama lebih dari tiga hari.

Rasulullah bersabda,“Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Barang siapa mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari kemudian mati, maka ia masuk neraka. (H.R. Abu Dawud)

Sangat pentingnya komunikasi, ketika seorang istri hendak ke luar rumah wajib meminta izin pada suami. Menurutnya, ketika istri ke luar rumah dalam berbuat kebaikan dan sudah memeroleh izin suami maka setiap langkahnya mengandung pahala. Sebaliknya, ketika istri ke luar rumah tanpa izin dan rida dari suami akan mendapatkan dosa. Dikarenakan kewajiban suami bukan hanya memberikan nafkah, namun melindungi istri dan keluarganya secara keseluruhan.

Ia menambahkan hal itu berlaku dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam kehidupan bersosialisasi kepada masyarakat. Ketika sudah melakukan komunikasi dan mengutarakan sebagai persoalannya maka sikap mengalah yang bukan berati kalah menjadi solusi. Hal itu akan membawa kepada introspeksi diri dan saling menyadari dikarenakan seseorang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

Menurutnya, saat masa pengenalan dan ketika sudah menikah akan menemukan sosok karakter asli. Namun yang harus disadari bahwa menikah merupakan ladang pahala yang akan terus berlanjut sampai akhir hayat. Segala sesuatu dalam menikah merupakan pahala, bahkan ada ibarat bahwa menikah adalah separuh dari agama jika mengetahui ilmu agamanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya