SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampanye mencegah stunting atau tengkes pada anak-anak berusia di bawah lima tahun. (Antaranews.com)

Solopos.com, SRAGEN — Angka anak balita pendek karena asupan gizi kurang alias stunting di Kabupaten Sragen masih tinggi. Masih tingginya angka perkawinan anak dinilai sebagai salah satu penyebab tingginya stunting di Bumi Sukowati.

Angka stunting di Sragen berada di urutan ke-14 terkecil di Jawa Tengah. Tetapi tertinggi keempat di Soloraya. Per 2021, masih ada 4.353 balita stunting di Sragen yang menjadi sasaran penurunan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Sragen per 2021, angka stunting atau balita pendek di Sragen berada di 18,8%.

Angka tersebut tertinggi keempat di Soloraya, setelah Boyolali dengan 20,7%, Solo 20,4%, dan Sukoharjo 20%. Angka stunting terkecil di Soloraya berada di Wonogiri dengan 14% dan disusul Klaten 15,8%, dan Karanganyar 16,2%.

Baca Juga: Duh, Angka Balita Terpendek di Sragen Tertinggi Keempat di Soloraya 

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, meminta seluruh organisasi perangkat daerah atau OPD untuk ikut mendukung upaya penurunan angka stunting ini. Salah satunya dengan melakukan edukasi pada kelompok sasaran di lokasi fokus stunting.

“Kampanye perubahan perilaku oleh TPPS diharapkan akan mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Sragen menjadi Kabupaten bebas stunting,” ujarnya, Selasa (2/7/2022) lalu.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita atau bayi di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi tersebut terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir tetapi kondisi stunting baru diketahui setelah berusia dua tahun.

Baca Juga: Masih Jadi Persoalan, Ini Data Stunting di Kabupaten Sragen

“Kami menargetkan angka stunting turun dari 18,8% menjadi 14% pada 2024 mendatang. Kuncinya terletak pada keluarga yang menjadi tonggak pertama dalam pencegahan stunting,” jelas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen, Udayanti Proborini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya