BANTUL—Beberapa penyakit mematikan seperti flu burung, demam berdarah, dan leptospirosis mulai diwaspadai merebak di Bantul saat puncak musim penghujan.
Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) setempat, Jumat (20/1) melakukan penyemprotan disinfektan di Pasar Jedog, Pandak untuk mencegah virus H5NI, mulai pukul 07.00 WIB-09.00 WIB.
“Kami melakukan pencegahan saja sebab di Jakarta utara sudah ada flu burung. Yang kami semprot, keranjang- pembawa unggas karena bisa jadi keranjang dari luar daerah,” kata Kepala Dispertahut Bantul, Edy Suharyanta kepada Harian Jogja seusai penyemprotan.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Ia menjelaskan, penyemprotan tersebut sudah dijadwalkan. Sebelumnya dilakukan di Pasar Bantul, Pasar Pundong, Pasar Jejeran Wonokromo, Pasar Turi Bambanglipuro. Pada minggu depan, tepatnya 27 Januari penyemprotan akan dilakukan di Pasar Pleret.
Sementara untuk kandang unggas, pemilik dapat meminta ke Dinas Pertanian. “Kami menyediakan secara gratis. Di Dinas masih ada 75 liter disinfektan. Masih cukup banyak itu karena satu kandang hanya membutuhkan seperempat liter disinfektan,” cetus Edy.
Ia menjelaskan di Bantul belum pernah ada catatan pasien positif flu burung, seperti dari catatan Harian Jogja pada tahun lalu di Desa Poncosari, Srandakan, terdapat tiga warga suspect flu burung.
Pada bagian lain, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul terus mensosialisasikan gerakan 3M [menguras, menutup tempat penampungan air dan mengubur benda yang tak terpakai].
“Kami sosialisasikan dengan mengedarkan surat imbauan ke puskesmas,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan, Prambudi Darmawan.
Demam berdarah sudah ada kejadian pada tiap bulannya semenjak musim penghujan, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. “Ya kenaikan sedikit, misal hanya satu dua orang saja dalam beda bulan,” imbuh Pramudi.
Sedangkan leptospirosis, ungkap Prambudi belum ada yang terjangkit,t api dia mengimbau agar dapat melakukan pencegahan dengan menggunakan alat pelindung diri ketika berktivitas di sawah, sungai, atau selokan.
Dalam kesempatan itu, ia mengimbau agar warga waspada terhadap hepatitis A dan diare. “Penyakit itu menular lewat makanan atau minuman yang tercemar. Sebab kami minta warga supaya selalu menjaga kualitas kebersihan makanan,” pungkas dia.(HARIAN JOGJA/Andreas Tri Pamungkas)