SOLOPOS.COM - Stan tenda yang tidak ada dalam denah acara Bantul Expo 2016 dan tidak dikelola oleh panitia masih banyak berdiri, Senin (8/8/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Bantul Expo 2016 punya sisi lain berupa kasak kusuk penyewaan stan dan lapak

Harianjogja.com, BANTUL – Ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL) bertebaran di Bantul Expo yang digelar di Pasar Seni Gabusan (PSG) Bantul.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang pemilik lapak berinisial L mengungkapkan, meski bukan pengelola stan resmi, mereka tetap membayar semacam retribusi senilai Rp300.000 sebagai kompensasi karena telah disediakan tempat oleh panitia untuk berjualan.

“Dulu dari Rp200.000 naik jadi Rp250.000 sekarang Rp300.000,” kata L ditemui Senin (8/8/2016).

Kepala Bidang Penagihan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemkab Bantul Trisna Manurung memastikan, tidak ada retribusi dari peserta Bantul Expo yang masuk ke kas daerah karena tidak ada aturan mengenai hal itu.

“Kalau retribusi saya pastikan tidak ada. Tapi apakah ada pemasukan lain yang masuk pendapatan lain-lain yang sah saya masih harus cek dulu,” ungkap Trisna Manurung.

Ketua Komisi A DPRD Bantul yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Bantul Amir Syarifudin mengatakan, dari sejarahnya tidak ada pemasukan yang disetor ke kas daerah dari Bantul Expo.

“Karena Bantul Expo targetnya memang untuk memajukan potensi daerah agar memberi kesempatan pada warga Bantul memamerkan produknya. Apakah nanti perlu diatur pemasukan untuk kas daerah akan dibahas nanti,” tutur politisi PKS tersebut.

Pengelolaan Bantul Expo dibagi menjadi dua. Pemkab Bantul melalui Bagian Humas bertugas mengelola stan pameran khusus instansi pemerintah. Sedangkan stan resmi yang disewa swasta dikelola oleh sebuah Event Organizer yaitu CV Ridho Pangestu.

Kepala Bagian Humas Pemkab Bantul Andi Sulistyo sebelumnya menegaskan, tidak ada retribusi atau pemasukan yang disetor ke kas daerah dari peserta pameran, karena Humas tidak berwenang memungut pendapatan dari Bantul Expo.

Pemilik CV Ridho Pangestu Bambang Gunawan juga menyatakan, biaya sewa kavling dari peserta stan swasta senilai Rp800.000 juga tidak disetor ke kas daerah karena biaya tersebut digunakan untuk pengadaan tenda, listrik dan kebersihan.

“Kami sebagai pengelola hanya berpartisipasi memeriahkan Bantul Expo saja, kalau untung belum tentu karena biaya sewa kavling hanya Rp800.000 sementara penggunaannya banyak,” tutur Bambang Gunawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya