SOLOPOS.COM - Stan tenda yang tidak ada dalam denah acara Bantul Expo 2016 dan tidak dikelola oleh panitia masih banyak berdiri, Senin (8/8/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Bantul Expo punya sisi lain yang tak diketahui publik

Harianjogja.com, BANTUL- Puluhan stan tak resmi alias siluman dan ratusan lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) bertebaran di pameran akbar Bantul Expo selama bertahun-tahun. Ada uang yang dipungut dari pemilik stan dan Pedagang Kaki Lima, namun keberadaanya misterius.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ada kejanggalan saat melintas di area Bantul Expo 2016 yang digelar di Pasar Seni Gabusan (PSG) Jalan Parangtritis, Sewon, Bantul. Lapak-lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) dan stan pameran tampak tak beraturan dan berjejalan di sepanjang jalur di area pasar seni.

Di sejumlah titik Bantul Expo bertebaran puluhan stan pameran yang tidak ditemukan di denah resmi Bantul Expo yang dikeluarkan Pemkab Bantul.

Humas Pemkab Bantul selaku penyelenggara Bantul Expo mengeluarkan denah resmi titik-titik stan yang disediakan untuk peserta pameran. Ada lebih dari 200 stan resmi, baik milik instansi pemerintah maupun swasta yang terbagi dalam sepuluh blok. Namun fakta di lapangan menunjukkan ada stan tak resmi alias siluman yang bertebaran di komplek pameran akbar itu.

Salah seorang peserta pameran yang sudah lebih dari delapan kali mengikuti Bantul Expo mengungkapkan, ada stan-stan siluman yang bertahun-tahun bertebaran di Bantul Expo.

Bersambung halaman 2

Ukurannya rata-rata seluas 16 meter persegi, lebih besar dari ukuran stan resmi seluas 12 meter persegi. “Stan-stan siluman itu menempati ruang-ruang kosong di area Bantul Expo,” ungkap sumber itu ditemui Senin (8/8/2016).

Ia mencatat ada sekitar 50 stan siluman yang bertebaran di Bantul Expo. Salah satu cirinya kata dia, pemilik stan biasanya menyediakan genset untuk penerangan tendanya.

“Karena stan siluman itu listrik punya sendiri, kalau stan resmi listrik disediakan panitia,” papar lelaki yang meminta identitasnya dirahasian demi keamanannya itu.

Media ini menelusuri kondisi stan siluman di Bantul Expo pada Senin. Tidak sulit menemukan genset di titik-titik stan siluman seperti kata sumber itu. Meski beroperasi di luar stan resmi, namun pemilik stan siluman tetap menyetor sejumlah uang sebagai kompensasi berjualan di Bantul Expo.

Setiap pemilik stan dipungut uang sejumlah Rp800.000 untuk sekali pameran selama sebelas hari oleh seseorang yang mereka kenal sebagai panitia Bantul Expo. Kendati uang sudah disetor, pemilik stan tetap menanggung sendiri tenda dan lampu penerangan.

“Kalau stan resmi misalnya stan swasta atau punya pemerintah, mereka sudah disediakan tenda dan listrik oleh panitia,” tuturnya lagi.

Sumber tersebut mengaku memiliki enam anak buah yang mengelola stan siluman. Ia paham betul bagaimana mekanisme pungutan ilegal itu dilangsungkan. Praktik tersebut menurutnya sudah berlangsung bertahun-tahun. Sementara anak buahnya membuka stan siluman, ia sendiri mengaku punya dua stan resmi di Bantul Expo. Salah satu stannya menjual produk konveksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya