SOLOPOS.COM - Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo (memakai topi) ikut bergotong royong membangun rumah. (JIBI/Harian Jogja/dok)

Bantuan warga miskin di Kulonprogo akan dinaikkan jumlahnya

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pemkab Kulonprogo berencana menaikkan bantuan sosial untuk program bedah rumah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2017. Dana stimulan yang saat ini sebesar Rp10 juta per unit bakal ditambah menjadi Rp15 juta.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Kepala Bidang Sosial Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo, Nur Hadiyanto mengatakan, sudah ada sekitar 3.000 unit rumah tidak layak huni (RTLH) yang menjadi sasaran program bedah rumah dengan dana APBD sejak 2012 lalu.

“Khusus untuk tahun ini, dari APBD murni dan perubahan itu ada sekitar 260 rumah,” ucap Nur, Kamis (20/10/2016).

Nur mengungkapkan, stimulus bedah rumah saat ini masih ditetapkan Rp10 juta per unit. Angka serupa juga diterapkan terhadap program bedah rumah di luar APBD, seperti dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), forum Corporate Social Responsibility (CSR), serta donatur lain. Setelah berjalan beberapa tahun, Pemkab Kulonprogo kemudian berencana menaikkannya menjadi Rp15 juta per unit.

Rencana tersebut telah dicantumkan dalam Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk penyusunan APBD 2017.

Nur menjelaskan, bantuan senilai Rp10 juta dinilai sudah kurang relevan karena harga bahan bangunan semakin naik. Pemerintah perlu meningkatkan perhatiannya agar bedah rumah berjalan lebih efektif dan benar-benar mampu mengeliminasi beberapa indikator kemiskinan sekaligus.

Bersambung halaman 2

Meski begitu, dia belum tahu apakah ketentuan baru itu juga akan diberlakukan bagi donatur. “Nanti sifatnya mengimbau. Kalau bantuannya dikasih Rp10 juta, ya tetap kita terima,” ujar Nur.

Kepala Bidang Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Setda Kulonprogo, Arif Prastowo mengatakan, kalangan donatur telah banyak berperan dalam mendukung program bedah rumah dengan sumber dana nonpemerintah.

Sejak 2012 hingga pertengahan tahun ini, dana stimulan yang telah terkumpul dan disalurkan mencapai Rp7,55 miliar atau setara dengan 755 unit.

Arif berpendapat, dana sebesar Rp10 juta masih cukup layak sebagai stimulan bedah rumah. Walaupun begitu, rehabilitasi RTLH rata-rata diketahui membutuhkan sekitar Rp30 juta per unit untuk sebuah bangunan yang kokoh dan sehat.

Dia menyadari jika swadaya masyarakat selama ini jelas lebih besar dari pada dana stimulan, baik dalam bentuk sumbangan material bangunan, tenaga, hingga konsumsi selama gotong royong.

Arif menyambut adanya rencana peningkatan dana stimulan program bedah rumah. Namun, dia juga tidak ingin menambah beban donatur, terlebih karena tujuan bedah rumah tidak hanya mengurangi RTLH tetapi juga melestarikan semangat gotong royong. “Kalau memang ada rencana kenaikan, itu bagus karena lebih meringankan masyarakat,” kata Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya