SOLOPOS.COM - Puluhan pegawai negeri sipil dari perwakilan kecamatan dan kelurahan di Kota Solo mengikuti sosialisasi raskinda yang digelar Kantor Ketahanan Pangan Solo di Restoran Soga Solo, Rabu (13/11/2013). (JIBI/Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SOLO—Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Solo, Basuki Anggoro Hexa, nekat mendistribusikan beras untuk rakyat miskin daerah (raskinda) mulai Kamis (14/11/2013) ini. Hexa tak menghiraukan desakan DPRD Solo untuk menunda distribusi raskinda karena data penerima raskinda tak valid.

“Perwali Raskinda sudah ditandatangi Wali Kota. Saya kan hanya user. Soal data itu wewenangnya ada di Bappeda [Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah]. Jadi, raskinda ini tetap didistribusikan. Kalau menunggu validitas data lagi, lha sampai kapan raskinda akan dibagikan. Padahal sisa pelaksanaan anggaran tinggal 1,5 bulan lagi,” ujar Hexa saat ditemui wartawan di sela-sela sosialisasi Peraturan Walikota (Perwali) No 19/2013 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Raskinda 2013 di Restoran Soga Solo, Rabu (13/11/2013).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut dia, bila ada penerima raskinda yang tidak diketahui alamat RT dan RW-nya sebenarnya bisa disinkronkan dengan data kependudukan dan catatan sipil (dukcapil) di kelurahan setempat. Dalam data tersebut, kata Hexa, tercantum jumlah penduduk di kelurahan setempat by name dan by address.

“Ketika tidak ada alamat RT dan RW, pasti dalam data dukcapil akan muncul RT dan RW-nya. Apalagi dalam kartu raskinda yang dibagikan ke warga itu juga tercantum NIK [nomor induk kependudukan] penerima raskinda yang bersangkutan,” tandasnya.

Hexa menyakini tak akan muncul gejolak di masyarakat ketika raskinda tetap didistribusikan mulai Kamis. Ketika ada warga yang mempertanyakan soal kecemburuan antara penerima raskin dan raskinda, Hexa berpendapat agar persoalan itu dihitung secara matematis. Dia menguraikan penerima raskin akan mendapatkan 15 kg dengan membayar Rp1.600/kg. Raskin itu setara dengan Rp6.000/kg bila dijual ke pasar.

“Katakanlah menggunakan asumi Rp4.000/kg, maka penerima raskin itu bisa mendapatkan uang Rp60.000/RTS. Sedangkan penerima raskinda akan mendapatkan hanya lima kilogram atau setara dengan Rp40.000/RTS. Jadi, antara gratis dan bayar Rp1.600/kg mestinya tak perlu cemburu,” tukasnya.


Terpisah, Kepala Bappeda Solo, Agus Djoko Witiarso, menegaskan data penerima raskinda itu berasal dari hasil verifikasi data kemiskinan pada 2012 dan disahkan menjadi data kemiskinan 2013 dengan surat keputusan (SK) Wali Kota. Dia mengatakan bila tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah (TKPKD) melakukan verifikasi ulang pada tahun ini, maka data hasil verifikasi itu akan digunakan untuk 2014.

“Data kemiskinan itu kan tidak statis, tetapi selalu dinamis pada setiap tahunnya. Kami selalu melakukan verifikasi ulang setahun sekali. Memang data kemiskinan itu sudah final selama satu tahun. Ketika TKPKD melakukan verifikasi lagi mestinya menunggu anggaran 2014. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun anggaran tahun depan sudah ditetapkan sehingga bisa melakukan verifikasi. Tapi, bisa saja tim verifikasi ini bergerak tanpa menunggu anggaran,” tutur Agus, selaku Sekretaris TKPKD Kota Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya