SOLOPOS.COM - Harimau di TSTJ Solo. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO -- Bantuan untuk operasional dan pengadaan pakan satwa di Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ Solo terus mengalir di masa pandemi Covid-19. Tak hanya bentuk uang tapi ada juga yang mengirim 1,5 kuintal bekatul.

Seperti diberitakan, pandemi Covid-19 membuat pengelola TSTJ terpaksa menutup kebun binatang itu dari pengunjung. Akibatnya, pemasukan untuk operasional dan pakan satwa nyaris tak ada sama sekali.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kondisi TSTJ yang tanpa pendapatan dari penjualan tiket masuk pengunjung itu memancing keprihatian berbagai kalangan. Mereka merasa terpanggil untuk menyumbangkan bantuan demi kelangsungan kebun binatang tertua di Jawa Tengah (Jateng) itu.

Selamat Datang Era New Normal, Jokowi Cek MRT Jakarta dan akan Cek Mal di Bekasi

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satunya warga Solo, Kusumo Putro, yang memberikan bantuan berupa 1,5 kuintal bekatul untuk pakan satwa TSTJ Solo, Selasa (26/5/2020).

“Saya sebut kebun binatang tertua di Jateng karena Solo Zoo ini dulu pindahan dari Bon Raja Sriwedari yang merupakan taman raja keraton. Selain bekatul, saya juga berikan beberapa ikat rumput kalandana dan uang tunai,” tutur dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Bekatul dan rumput diharapkan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan beberapa jenis satwa di TSTJ. Jangan sampai satwa-satwa itu jatuh sakit hanya karena tidak mendapatkan asupan makanan maupun minuman yang cukup karena wabah Covid-19 ini.

Bergotong-Royong

Kusumo mengakui bantuan yang dia berikan belum ada apa-apanya dibandingkan kebutuhan pakan seluruh satwa di TSTJ Solo. Untuk itu dia berharap warga Solo bisa bergotong-royong membantu kebutuhan satwa-satwa itu hingga situasi dan kondisi normal lagi.

Hasil Rapid Test Covid-19 Solo: 8 Tenaga Kesehatan Puskesmas Reaktif!

“Bila jumlah penduduk Solo 545.000 orang dan separuhnya menyumbang Rp1.000 per orang, dana yang terkumpul sudah luar biasa. Bisa untuk membantu operasional Jurug, utamanya untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh satwa di taman itu,” kata dia.

Kusumo menilai gerakan seluruh warga Solo untuk mempertahankan kelangsungan Taman Jurug sangat penting. Jangan sampai kebun binatang yang mempunyai nilai historis tinggi dan menjadi ikon Kota Bengawan itu hancur karena efek dari pandemi Covid-19.

Waduh, Setelah Libur Lebaran Kasus Positif Covid-19 di Solo Tambah Empat Orang

Apalagi bila digabungkan dengan lahan Persada Bengawan, TSTJ Solo bisa dibilang kebun binatang paling luas di Jateng. “Kalau dihitung dengan lahan Persada Bengawan luas Taman Jurug mencapai 24 hektare. Artinya ini aset besar kota ini,” imbuh dia.

Ke depan Kusumo berharap Taman Jurug bisa dikelola secara profesional oleh pihak ketiga atau investor. Dengan luas mencapai 24 hektare, dia optimistis akan ada investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya guna pengelolaan dan pengembangan Taman Jurug.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya