SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Kesiapan warga di Desa Tamanmartani, Kalasan, Sleman atas ancaman bencana lahar dingin Merapi dinilai masih kurang. Hal tersebut karena bantuan komunikasi (bankom) masih minim.

Di wilayah tersebut, potensi luapan banjir lahar tidak jauh berbeda dengan wilayah Cangkringan. Bahkan ancamannya semakin besar karena dilalui Kali Opak yang merupakan gabungan Kali Gendol dan Opak.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

“Tamanmartani sama-sama berpotensi sasaran lahar dingin,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DIY, Hardiyatmoko, seusai simulasi di balai Desa Tamanmartani, Sabtu (19/11).

Simulasi tersebut melibatkan warga dua padukuhan yakni, Kenaji dan Sepet Madu, yang rawan dialiri lahar Merapi. Dusun ini hanya berjarak sekitar 50 meter dari Kali Opak. Masing-masing dusun hanya memiliki dua handy talky (HT) sebagai alat pemantau aliran lahar. Tidak ada perangkat Early Warning System (EWS) di daerah tersebut.

Hardiyatmoko mengakui, di wilayah Kalasan belum pernah digelar simulasi penanggulangan bencana. BPBD pun bekerjasama dengan muspika Kalasan dan desa membentuk relawan mandiri di setiap padukuhan tersebut.

Disinggung belum adanya EWS di daerah tersebut, Hardiyatmoko mengaku pihaknya tengah mencari solusi dengan para tokoh masyarakat. “Informasi jika ada banjir lahar diharapkan dukuh terlebih dahulu dapat informasi kemudian diumumkan kepada warga untuk mengungsi,” katanya. (Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya